Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Max Anggap Biaya "Money Politics" Hal Biasa

Kompas.com - 21/02/2012, 14:23 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua menganggap biasa pemberian uang atau barang kepada para pemegang hak suara agar memilih si pemberi ketika proses pemilihan ketua umum partai. Asalkan, kata dia, uang yang digunakan tidak berasal dari hasil tindak pidana.

"Kalau ada yang lain seperti BlackBerry, jaket, itu wajar-wajar saja. Saya mau jadi ketua, yah saya siapkan BlackBerry, jaket, dana, dan lain-lain," kata Max di Kompleks DPR, Jakarta, Selasa  (21/2/2012).

Max dimintai tanggapan pengakuan para mantan pengurus PD di daerah bahwa pernah menerima sejumlah uang agar memilih Anas ketika kongres di Bandung tahun 2010. Salah satunya Diana Maringka, mantan Ketua DPC PD Kabupaten Minahasa Tenggara yang mengaku menerima uang Rp 100 juta dari kubu Anas.

Ketika ditanya apakah wajar meskipun pemberian uang itu hingga Rp 100 juta, Max menjawab, "Ya terserah dari yang punya uang. Dia punya enggak uang sebesar itu?"

Max membantah pernyataan dari kubu pemenangan Anas bahwa pemberian dana untuk para pimpinan PD di daerah digunakan untuk akomodasi dan transportasi. Pasalnya, kata dia, partai menanggung biaya transportasi dan akomodasi seluruh kader yang ikut kongres di Bandung.

Dia juga meminta agar dipisahkan antara pemberian dana untuk memilih calon dengan dana untuk kongres. Seluruh dana untuk kongres, kata dia, berasal dari dana yang legal. Jika ada calon yang menggunakan dana dari APBN untuk pemenangan sebagai ketum, tambah Max, hal itu bukan urusan partai.

"Saya kira kalau pakai dana luar yang ada kaitannya dengan dana APBN itu salah besar. Itu melanggar undang-undang. Tapi kalau pakai dana pribadi tak jadi soal. Siapa yang larang, orang pakai dana sendiri," pungkas Max.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com