Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontrasepsi Kurangi Kematian Ibu

Kompas.com - 25/02/2012, 03:35 WIB

Jakarta, Kompas - Tingginya jumlah kematian ibu dan bayi di Indonesia disebabkan sering dan dekatnya jarak kelahiran serta terlalu muda atau tua usia ibu melahirkan. Berbagai jenis alat kontrasepsi dapat digunakan untuk menjaga dan mengatur kelahiran yang aman.

”Kontrasepsi adalah kebutuhan untuk hidup sehat,” kata anggota Dewan Kontrasepsi Asia Pasifik (Asia Pacific Council on Contraception), Biran Affandi, di Jakarta, Jumat (24/2).

Risiko terendah hamil dan melahirkan adalah pada usia 20-35 tahun. Adapun jarak antarkelahiran terbaik adalah 2-4 tahun.

Alat kontrasepsi terbaik penunda kehamilan sebelum usia 20 tahun adalah pil, sedangkan untuk penjarangan kelahiran adalah IUD (intraurine device) alias spiral. Usia di atas 35 tahun, kontrasepsi terbaik pencegah hamil adalah steril. Meski demikian, setiap orang berhak memilih alat kontrasepsi yang diinginkan. ”Petugas kesehatan hanya menyarankan jenis kontrasepsi terbaik,” kata Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia Harni Koesno.

Tingginya penggunaan kontrasepsi di sejumlah negara terkait langsung rendahnya kematian ibu. Pendataan Keluarga 2010 menunjukkan, jumlah pasangan subur peserta keluarga berencana mencapai 71,21 persen.

Meski tampak tinggi, kesenjangan pengguna kontrasepsi antardaerah tinggi. Di Kabupaten Tambrauw, Papua, peserta KB 2,61 persen. Di Kabupaten Jembrana, Bali, 88,59 persen.

Kepala Badan Kependudukan dan KB Nasional Sugiri Syarief mengatakan, jenis kontrasepsi paling banyak dipilih adalah suntik 48,2 persen dan pil 27,9 persen. (MZW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com