Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemoterapi Minim Efek Samping

Kompas.com - 20/03/2012, 04:45 WIB

Oleh : Atika Walujani Moedjiono

Riset kedokteran untuk kanker kini sampai pada teknik kemoterapi lokal dan partikel nano. Dengan teknologi ini, dosis obat kemoterapi diperkecil secara drastis. Pengobatan pun lebih efektif dan efek samping diminimalkan. Konkretnya, penampilan pasien terjaga; rambut tidak rontok; mual, nyeri, dan demam pun sangat ringan. 

Kemoterapi yang umum dikenal, yakni kemoterapi sistemik, ditakuti pasien. Betapa tidak, obat yang ditujukan untuk membasmi sel kanker diinfuskan ke pembuluh darah dan langsung menyebar ke seluruh tubuh. Akibatnya, tidak hanya sel kanker yang terbasmi, sel sehat pun ikut rusak.

Karena itu, kemoterapi sistemik sering kali menimbulkan berbagai efek samping yang serius berupa kerusakan organ vital, seperti jantung, hati, dan ginjal, serta rambut rontok. Nyeri, mual, dan muntah juga menambah penderitaan pasien.

Beberapa tahun lalu, RS Kanker Fuda Guangzhou, China, mengembangkan terobosan berupa terapi intervensi vaskular. Dengan teknik ini, menurut Feng Mu, dokter ahli bedah jantung yang juga Deputi Presiden RS Fuda, obat kemoterapi diinjeksikan langsung ke jaringan tumor/kanker lewat pembuluh arteri yang memasok darah ke daerah itu.

”Sebagaimana sel tubuh lain, sel kanker dipasok nutrisi lewat pembuluh darah. Pembuluh darah ini yang dijadikan jalan masuk obat kemoterapi oleh dokter,” kata Mu.

Dalam hal ini, obat diinjeksikan lewat kateter yang dimasukkan ke pembuluh darah di pangkal paha. Bisa juga kateter masuk lewat pembuluh arteri di lengan. Kemudian, dengan bantuan fluoroskopi untuk memantau pergerakan, kateter diarahkan menuju pembuluh arteri yang ke tumor. Dengan demikian, obat bisa mencapai daerah tumor dalam jumlah besar dan waktu singkat.

Dua teknik

Ada dua teknik pada terapi intervensi vaskular. Selain kemoterapi lokal yang biasa disebut infusi zat kimia lewat arteri (transarterial chemical infusion/TACI), ada pula kemoembolisasi lewat arteri (transarterial chemoembolization/TACE). Dalam TACE, dilakukan embolisasi pembuluh darah dengan partikel zat antitumor berukuran 20-500 mikrometer lewat kateter. Diameter pembuluh darah kapiler umumnya berukuran 10-30 mikrometer.

Di Indonesia, terapi intervensi vaskular telah diterapkan. Pionirnya adalah Suwandi dan Terawan Agus Putranto, dokter ahli radiologi dari RSPAD Gatot Soebroto. Saat ini Terawan telah mendidik sejumlah dokter lain untuk melaksanakan TACI.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com