Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Jakarta Tak Suka Cagub yang Main Uang

Kompas.com - 08/04/2012, 22:21 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2012 ini, praktik money politic tampaknya tidak akan mempan bagi warga Jakarta. Mengingat harapan warga pada calon pemimpinnya bersih dari praktik korupsi dan suap.

Peneliti Senior dari Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Totok Izul Fattah, mengatakan, banyak warga yang menilai pemberian uang ketika akan melakukan pencoblosan adalah hal yang tidak wajar. "Angkanya cukup tinggi. Tapi ini pertanda baik, artinya warga akan memilih sesuai hati nuraninya," kata Totok, di Kantor LSI, Jalan Pemuda, Jakarta, Minggu (8/4/2012).

Berdasarkan survei yang dilakukan pada tanggal 26 Maret-1 April, sebanyak 64,4 persen warga Jakarta menganggap adanya pemberian uang sebelum pencoblosan adalah hal yang tidak wajar. Sementara sebanyak 29 persen menilai hal tersebut wajar dilakukan. "6,6 persen lainnya tidak menjawab seputar masalah ini dan mengaku tidak tahu," ujar Totok.

Praktik money politic memang kerap terjadi jelang hari pencoblosan tepatnya pada pagi hari atau kerap disebut serangan fajar. Namun berdasarkan survei ini, warga Jakarta sudah mulai paham dengan kondisi politik saat ini sehingga kecil kemungkinan praktik money politic dapat memenangkan salah satu pasangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com