Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Wanita Lebih Sulit Berhenti Merokok?

Kompas.com - 09/04/2012, 12:09 WIB

KOMPAS.com - Riset terbaru menunjukkan, kaum perempuan cenderung merasa lebih sulit untuk menghentikan kebiasaan merokok ketimbang kaum lelaki. Para ahli beranggapan, hal ini disebabkan otak wanita cenderung merespon efek nikotin secara berbeda.

Ketika seseorang menghisap asap rokok, jumlah reseptor nikotin di otak - yang mengikat nikotin dan memperkuat kebiasaan merokok - diperkirakan mengalami peningkatan. Studi menemukan, perokok laki-laki memiliki lebih banyak reseptor nikotin dibandingkan perokok wanita. Namun yang mengejutkan, wanita perokok ternyata memiliki jumlah reseptor nikotin yang sama seperti wanita yang tidak merokok.

"Ketika Anda melihatnya berdasarkan gender (jenis kelamin), Anda akan melihat ada perbedaan yang besar," kata peneliti, Kelly Cosgrove, asisten profesor psikiatri dari Yale University School of Medicine.

Selama ini, perokok yang sedang berusaha untuk berhenti biasanya akan menjalani terapi pengganti nikotin, seperti patch nikotin dan permen karet. Tetapi menurut Cosgrove, wanita perokok akan mendapat keuntungan lebih besar apabila menjalani terapi perawatan tanpa menggunakan nikotin, melainkan dengan terapi perilaku, seperti olahraga atau teknik relaksasi. Kaum wanita, lanjut Cosgrove, cenderung ingin merokok hanya dengan mencium bau asap rokok atau memegang sebatang rokok ketimbang pria.

Lokasi reseptor nikotin

Dalam penelitianya, Cosgrove beserta timnya melakukan scan otak terhadap 52 pria dan 58 wanita, di mana sekitar setengah dari mereka adalah perokok. Para peneliti memeriksa reseptor nikotin di otak dengan menggunakan penanda radioaktif yang mengikat bagian penting dari reseptor - yang bertanggung jawab terhadap ketergantungan fisik atau tubuh pada nikotin.

Sebelumnya, perokok dalam studi ini telah diminta untuk berhenti merokok selama seminggu sehingga reseptor nikotin dapat bebas mengikat penanda yang digunakan saat pencitraan.

Hasil kajian menunjukkan, pria perokok memiliki sekitar 16 persen atau lebih reseptor nikotin dalam area otak mereka yang dikenal sebagai striatum, 17 persen lebih di bagian otak kecil, dan 13-17 persen lebih banyak di wilayah korteks, atau lapisan luar otak ketimbang perokok wanita.  Di sisi lain, perokok wanita memiliki jumlah yang sama reseptor nikotin pada bagian otak, baik pada wanita perokok dan bukan perokok.

Sementara, Dr Len Horovitz, spesialis paru dari Lenox Hill Hospital, New York, mengaku setuju untuk lebih memfokuskan perhatian pemberian terapi non-nikotin kepada perokok yang ingin berhenti. Horovitz mengatakan tidak mengetahui secara pasti mengapa perempuan lebih sulit berhenti merokok ketimbang pria, namun ia menduga hal ini mungkin ada hubungannya dengan tingkat hormon progesteron.

Horovitz berpendapat, kadar hormon progesteron berfluktuasi pada tubuh wanita tergantung pada tahap siklus menstruasi. Jumlahnya juga cenderung meningkat setelah masa ovulasi. Studi menemukan, tingkat progesteron yang tinggi telah dikaitkan dengan jumlah resptor nikotin yang lebih rendah. Hal ini menunjukkan, progesteron secara tidak langsung dapat menghalangi reseptor nikotin.

Temuan dipublikasikan pada edisi April 2012, dalam Archives of General Psychiatry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com