Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/04/2012, 15:01 WIB

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak orang menganggap bahwa pemenuhan nutrisi yang baik diawali sejak bayi dilahirkan. Pemahaman tersebut harus diubah, karena pemenuhan nutrisi merupakan tanggungjawab ibu, dan mesti dipersiapkan sebelum memasuki masa kehamilan.

Demikian disampaikan Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dr. Noroyono Wibowo, Sp.OG (K), saat acara peluncuran SGM Bunda Presinutri, Kamis, (19/4/2012), di Jakarta.

Noroyono memaparkan, untuk menciptakan manusia berkualitas, memang perlu dibutuhan persiapan yang matang dari kedua orang tua calon bayi. "Untuk membangun rumah saja kita perlu perencanaan dan persiapan yang matang, tapi kenapa untuk anak kita tidak pernah mempersiapkannya dan berkonsultasi kepada ahlinya," ujarnya.

Berbagai penelitian menunjukkan, status gizi dan kesehatan seseorang ketika dewasa berhubungan dengan kondisi nutrisi ibu ketika hamil. Defisiensi nutrisi secara langsung juga akan memengaruhi kondisi kehamilan dan proses persalinan.

Noroyono menegaskan, banyak orang tidak sadar dan mengira bahwa mulai dari tahap pembentukan zigot (sel telur yang dibuahi) segala sesuatu yang didapat calon bayi di dalam rahim seolah-olah semuanya gratis. Padahal, bila cadangan nutrisi dalam tubuh ibu tidak baik dan kualitasnya buruk, tentu akan memengaruhi perkembangan janin.

"Kalau di suatu negara dipenuhi manusia yang mengalami learning disability dan behavioral problem, maka negara akan rusak. Ini terkait dengan tidak terpenuhinya nutrisi makanan," ujarnya.

Lebih lanjut Noroyono mengatakan, seseorang yang berencana untuk hamil sebaiknya mengetahui status nutrisi mereka. Dengan mengetahui status nutrisi, calon ibu dapat melakukan terapi nutrisi untuk kemudian menutup atau mengejar kekurangan vitamin atau mineral tertentu yang dibutuhkan tubuh.

Masalah nutrisi yang paling umum ditemui ibu hamil di Indonesia, kata Noroyono, terutama di golongan ekonomi menengah ke bawah adalah defisiensi zat besi, asam folat dan vitamin A. Riset membuktikan, kekurangan besi dapat menurunkan kemampuan kognitif anak. Zat besi berperan dalam pembentukan cangkang neurotransmiter, dan memengaruhi kecepatan neurotransmiter pada otak.

Sementara pada ibu hamil yang kekurangan vitamin A, lanjutnya, diafragma (suatu lapisan yang membatasi antara paru-paru, jantung, hati dan usus) berisiko mengalami kebocoran. "Kalau bocor maka usus bisa masuk ke paru-paru dan kemudian menyebabkan kematian," cetusnya.

Sedangkan kekurang mineral seperti zinc (seng) dapat berpotensi memicu diare dan anak pendek. "Anak yang berkualitas perlu persiapan yang komprehensif dan sangat bergantung pada apa yang ibu makan sebelum hamil, hamil dan menyusui," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com