Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Endang dan Misteri Kanker Paru

Kompas.com - 03/05/2012, 14:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Setelah menjalani masa perawatan intensif selama kurang lebih satu bulan, Menteri Kesehatan nonaktif, Endang Rahayu Sedyaningsih, menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Rabu, 2 Mei 2012 pukul 14.41 WIB, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

Menkes berpulang setelah berjuang melawan kanker paru yang terdeteksi sejak Oktober 2010 silam. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan almarhumah bisa terkena kanker paru. Sempat muncul dugaan hal itu disebabkan karena almarhumah seorang perokok. Namun hal itu ditepis oleh rekan kerja almarhumah.

"Tidak. Sebabnya kanker itu memang perokok pasif dan aktif. Kita juga tidak tahu penyebabnya apa, lingkungan keluarga juga tidak merokok," demikian ucap Sekjen Kementerian Kesehatan Ratna Rosita kepada Kompas.com di sela-sela pelayatannya di rumah duka, Jalan Pendidikan Raya III Blok J-55 Kompleks IKIP Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (2/5/2012) kemarin.

Kanker paru adalah jenis kanker yang perkembangannya dimulai di organ paru. Berlawanan dengan kepercayaan populer selama ini, kanker paru tidak hanya rentan diderita oleh perokok, tetapi juga mereka yang bukan perokok.

Seperti yang diungkapkan Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HPM, FINASIM dari Divisi Hematologi dan Onkologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), ada sekelompok penderita kanker paru non-perokok yang memiliki karakteristik atau ciri khas, yakni mereka yang masuk dalam kategori  'woman, Asian, nonsmoker'.

"Rokok memang menjadi pemicu utama. Tetapi ada sekelompok pasien yang termasuk dalam kategori 'woman, Asian, nonsmoker'," ujar Dr. Aru saat dihubungi Kompas.com, Kamis, (3/5/2012).

Aru menjelaskan, berdasarkan definisinya, kategori women, Asian, nonsmoker sering ditemukan di kalangan wanita asia yang tidak merokok. Jenis kankernya khas secara histopatologi. Pengobatan sama dengan jenis kanker paru yang lain, tetapi cenderung ditemukan dalam stadium yang lebih lanjut karena tidak ada keluhan.

"Pengalaman kami, kanker paru pada umumnya datang dalam stadium yang sudah lanjut (stadium 3), karena gejala batuk yang mengawali dianggap sebagai batuk biasa dan diobati berkali-kali," tambahnya.

Mematikan

Kanker paru adalah jenis kanker paling mematikan baik bagi pria mau pun wanita. Setiap tahun, lebih banyak orang yang meninggal karena kanker paru-paru ketimbang kanker payudara, usus besar, dan kanker prostat (sekalipun ketiganya digabungkan). Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa ada sekitar 1,4 juta kematian akibat kanker paru setiap tahunnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com