Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Minggu Paling Krusial di Masa Menyusui

Kompas.com - 07/05/2012, 10:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua minggu awal pertama pascamelahirkan adalah masa-masa paling krusial bagi para ibu menyusui dan bayi. Pasalnya, pada periode tersebut dapat menentukan seberapa besar tingkat produksi ASI dari seorang ibu menyusui.

"Dua minggu pertama pasca melahirkan adalah masa tes marketnya. Jadi, kalau dua minggu itu bayinya menyusu terus, ke depannya produksi ASI akan tetap terus banyak," ucap Ketua Ikatan Konselor Menyusui Indonesia (IKMI) Nia Umar dalam talkshow di sela-sela event Breastfeeding Fair 2012 di Grand Indonesia Shopping Town – Eastmall Level 2 (Exhibition Hall) Jakarta, Jumat, (4/5/2012) kemarin.    

Nia mengungkapkan, sistem kerja produksi ASI di payudara seorang ibu mirip dengan sebuah pabrik. Jadi, semakin banyak permintaan ASI, semakin banyak pula produksinya. Kalau permintaan produksinya sedikit, maka pabrik akan mengurangi produksinya.

"Oleh karena itu, rawat gabung pascamelahirkan sangat penting. Karena akan merangsang produksi ASI sehingga akan maksimal," tambahnya.

Nia berpendapat, masih ada sebagian besar ibu yang keliru dan menganggap bahwa menyusui hanya sebagai suplemen atau pendukung makanan bayi. Padahal, manfatnya ASI sangat dibutuhkan sepanjang hidup seorang anak. Nia mengibaratkan, ASI seperti blue print, di mana cetak biru seorang individu baru lahir adalah mendapatkan asi, karena itu merupakan sebuah rangkaian yang tidak terpisahkan.

"Inilah alasannya mengapa menyusui layak diperjuangkan," ujarnya.

ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan oleh bayi untuk setidaknya enam bulan pertama kehidupannya dan terus menjadi bagian terpenting dari pola makannya selama satu tahun.

Kolostrum yang didapat dari ASI mengandung antibodi yang memberikan perlawanan terhadap infeksi. Kurangnya pemberian ASI berhubungan dengan risiko lebih tinggi menderita Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS). Bahkan, pemberian makanan buatan dapat meningkatkan risiko bayi mengembangkan diabetes di masa depan. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com