Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulan Madu Singkat bagi Hollande

Kompas.com - 07/05/2012, 11:45 WIB

PARIS, KOMPAS.com - Presiden terpilih Perancis Francois Hollande tampaknya hanya akan mengalami masa bulan madu yang singkat mengingat pasar keuangan menunggu dengan sinyal jelas kebijakannya dan seberapa keras dia berencana mendesak mundur penghematan Eropa yang dipimpin Jerman.

Politisi Sosialis yang moderat itu berhasil mengalahkan calon incumbent Nicolas Sarkozy dengan selisih angka tipis, 51,7 persen, pada pemilihan presiden putaran dua.

Sementara para pemilih dari garis kiri bersuka ria merayakan kemenangannya di pusat kota Paris, Hollande menyatakan, baginya pesta pora kemenangan itu hanya sebentar.

"Ada kegembiraan dan kebanggaan, tetapi juga kekhawatiran dalam mengambil tanggung jawab di masa yang sulit bagi bangsa dan Eropa," katanya.

Setelah memberi sambutan kemenangan di kota asalnya di Tulle, di Perancis tengah, Hollande langsugn terbang ke Paris dan berbicara di hadapan puluhan ribu pendukungnya yang berkumpul di alun-alun Bastille.

Hollande dijadwalkan dilantik pada 15 Mei medatang. Negara pertama yang akan dikunjunginya tak lama setelah pelantikan itu adalah Jerman. Dia direncanakan "menantang" kebijakan pengetatan ikat pinggang yang selama ini diusung Jerman dan mengajukan gagasan-gagasan baru untuk menstimulasi pertumbuhan.

"Di setiap ibukota, melampaui para pemimpin negara dan pemerintahan, ada orang-orang yang menemukan harapan berkat (kemenangan) kita, yang memandang kita dan ingin mengakhiri penghematan," tegasnya.

Para pendukung sayap kiri mengambil alih alun-alun Bastille, Minggu (6/5/2012) malam untuk merayakan kemenangan pemimpin mereka. Di tempat itu pula, pada 1981, mereka merayakan kemenangan Francois Mitterrand, presiden pertama dari Partai Sosialis yang memenangi pemilihan presiden secara langsung.

Tahun ini, generasi baru pemilih bergaris kiri merayakan kemenangan dengan melambaikan bendera merah dan mawar merah, lambang partai tersebut.

Hollande diprediksi bakal memasukkan tokoh-tokoh berpengalaman, namun tetap menambahkan politisi muda dan perempuan.

Salah satu tokoh yang diperkirakan masuk dalam kabinet Hollande adalah Laurent Fabius, mantan perdana menteri di masa Mitterrand. Tim ekonominya, dipimpin mantan menteri keuangan dari kelompok kiri tengah Michel Sapin, memasukkan tokoh-tokoh politik, pemimpin industri, dan pejabat publik yang dinilai pro-pasar.

Hollande harus memetakan rencana dalam negeri, yang kemungkinan besar berpusat pada reformasi besar pajak dan merevisi target pertumbuhan yang dinilai terlalu optimistis yang mengancam tujuan memotong defisit Perancis.

Hal lain yang akan dilakukannya adalah mengamandemen kebijakan Sarkozy yang menaikkan usia pensiun dari 60 tahun menjadi 62 tahun. Hollande berjanji akan mengembalikan usia pensiun ke usia 60 tahun dengan tetap mendapatkan hak-hak pensiun dari negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com