Menlu: Hubungan Indonesia-Perancis Tak Berubah

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, peralihan presiden Perancis dari Nicolas Sarkozy ke Francois Hollande tak membawa pengaruh yang besar terhadap hubungan bilateral Indonesia-Perancis.

Menurut Marty, hubungan Indonesia-Perancis telah terjalin sejak lama dan erat. "Justru (peralihan kepemimpinan) semakin mengonsolidasikan hubungan yang sudah positif," kata Marty kepada para wartawan di halaman Istana Negara, Jakarta, Senin (7/5/2012).

Menurut Marty, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono turut mengikuti dari dekat soal penyelenggaraan pemilu di Perancis. "Pada waktunya nanti, tentu sebagaimana lazimnya praktik hubungan antarnegara, akan ada ucapan selamat yang disampaikan oleh beliau (Presiden Yudhoyono) kepada Presiden (Perancis) terpilih," kata Marty singkat.

Francois Hollande, pemimpin Partai Sosialis Perancis, mengalahkan presiden Perancis Nicolas Sarkozy dalam pemilihan presiden yang digelar pada Minggu (6/5/2012), sesuai dengan prediksi beberapa jajak pendapat sebelumnya. Hollande akan menjadi presiden kedua dari kelompok sayap kiri dalam Republik Kelima Perancis, dimana Francois Mitterrand, pendiri Partai Sosialis Prancis (PS), menjabat dua kali masa jabatan tujuh tahun presiden Perancis sejak 1981.

Presiden terpilih Perancis itu lahir pada 12 Agustus 1954 di wilayah utara Perancis. Ia memiliki latar belakang pendidikan yang cemerlang dengan tiga gelar diploma dari Ecole des Hautes Etudes Commerciales de Paris (HEC), Institut d'Etudes Politiques de Paris (Sciences Po) dan Ecole nationale d'administration (ENA), yang semuanya merupakan universitas elit di Prancis.