Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat Herbal Bukan Alternatif Pengobatan

Kompas.com - 10/05/2012, 02:33 WIB

Jakarta, Kompas - Obat herbal belum dapat menggantikan pengobatan kanker konvensional.

”Bukannya tidak menerima obat herbal atau cara lain di luar pengobatan konvensional, tetapi dokter cenderung memilih metode konvensional yang sudah ada bukti ilmiah tingkat efektivitasnya,” kata Sonar Sonny Panigoro, Direktur Utama RS Kanker Dharmais yang juga dokter spesialis bedah onkologi dalam peluncuran Kampanye Delapan (Deteksi Berkala Payudara Anda) di RS Pondok Indah, Jakarta, Selasa (8/5). Penanganan konvensional kanker antara lain kemoterapi, radiasi, dan bedah.

Menurut Sonar, kanker merupakan penyakit yang cepat perkembangannya sehingga pasien bisa kehilangan waktu dan penyakit memburuk ketika mencoba-coba obat herbal. ”Mereka baru datang ke rumah sakit kembali setelah penyakit makin lanjut,” ujarnya.

Menurut Sonar, iklan-iklan yang mengklaim kesembuhan 100 persen dengan obat herbal kerap menyesatkan masyarakat.

Di sisi lain, menurut Sonar, pengobatan konvensional pun tidak menjamin penderita bebas kanker. Bebasnya penderita dari kanker sangat bergantung pada stadium kanker saat ditemukan.

Sonar mengatakan, obat herbal bisa digunakan sebagai terapi komplementer. Namun, dia tidak menyarankan pasien menggabungkan pengobatan konvensional dengan obat herbal untuk mengatasi kanker karena sulit diketahui reaksi di antara kedua pengobatan itu.

Dokter ahli penyakit dalam dan herbalis dari RSUD dr Sutomo/Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, Arijanto Jonosewojo, mengatakan, obat herbal belum diposisikan sebagai pengganti obat kanker, melainkan sebagai terapi pelengkap.

Saat ini sudah dimulai uji klinik obat herbal sebagai terapi ajuvan (pendukung), baik sebelum maupun setelah kemoterapi. ”Tujuannya, mengurangi efek samping kemoterapi dan menguatkan tubuh,” kata Arijanto yang sedang menguji klinik dua obat herbal (fitofarmaka) untuk kanker.

Peran obat herbal juga banyak dalam perawatan paliatif dan preventif. Pasien yang ingin menggunakan obat herbal sebaiknya mencari dokter yang terbuka dengan terapi herbal. Menurut Arijanto, manfaat herbal yang sudah dirasakan dalam masyarakat harus menjadi pendorong berbagai penelitian guna menghilangkan keraguan dan memajukan obat herbal.

(INE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com