Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gemar Makan Ikan Perkecil Risiko Kanker Usus

Kompas.com - 12/05/2012, 15:17 WIB

KOMPAS.com - Ada kabar baik bagi para penggemar konsumsi ikan. Sebuah studi teranyar mengindikasikan, orang yang gemar konsumsi ikan mungkin memiliki risiko lebih rendah terkena kanker usus besar (kolon) dan dubur.

Temuan ini merupakan analisis dari hasil 41 studi sebelumnya yang mengaitkan antara konsumsi ikan dalam makanan dan diagnosa baru dan kematian akibat kanker kolorektal.

"Orang yang selama ini jarang makan ikan mungkin akan mendapat manfaat kesehatan dalam berbagai hal setelah mereka meningkatkan jumlah konsumsi ikan - seperti mengurangi risiko penyakit jantung, reproduksi, dan sekarang kanker usus besar," kata Dr Michael Gochfeld, dari University of Medicine and Demtistry, New Jersey-Robert Wood Johnson Medical School.

Namun belum diketahui apakah keuntungannya akan lebih besar jika kuantitas ikan yang dikonsumsi lebih banyak.

Meskipun studi baru ini difokuskan secara khusus pada konsumsi ikan segar, para penulis mencatat mereka tidak dapat menentukan jenis ikan apa yang sebaiknya dikonsumsi atau bagiamana cara menyajikannya, mengingat dalam studi sebelumnya tidak dijelaskan.

Akan tetapi menurut Dr.Jie Liang dari Xijing Hospital of Digestive Disease di Xi'an, Cina, yang ikut meneliti mengatakan, suhu memasak kemungkinan dapat mempengaruhi risiko kanker kolorektal. Ia mengatakan ada bukti yang menunjukkan konsumsi daging dan ikan yang dibakar atau dipanggang dengan api besar berkaitan dengan risiko kanker.

Kajian Riset

Dalam temuan terbarunya, Liang dan rekan mengumpulkan data penelitian dari 41 studi yang sebelumnya sudah pernah dipublikasikan antara tahun 1990 dan 2011 yang mengukur jumlah konsumsi ikan dan diagnosa kanker. Penelitian tersebut mencakup sejumlah studi dari Amerika Serikat, Norwegia, Jepang, Finlandia, dan negara lainnya.

Secara keseluruhan, konsumsi ikan secara teratur dapat menurunkan risiko seseorang terekna kanker kolorektar dan kematian akibat kanker sebesar 12 persen.

Hasil itu didapat setelah peneliti memperhitungkan usia peserta, tingkat konsumsi alkohol dan asupan daging merah, riwayat keluarga dengan kanker, dan faktor risiko lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com