Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adakah Hubungan Kopi dan Serangan Jantung?

Kompas.com - 14/05/2012, 11:24 WIB

KOMPAS.coom - Bagi para pecinta minum kopi, kurang lengkap rasanya jika tidak mengawali hari tanpa segelas kopi hangat di pagi hari. Namun dibalik kenikmatannya, banyak orang beranggapan bahwa kandungan kafein pada kopi dapat memicu masalah kesehatan jantung.

Benarkah konsumsi kopi dapat berbahaya bagi jantung? Perlu diketahui, tidak semua kopi memberikan efek yang sama. Bahkan, beberapa penelitian belum sepenuhnya mampu membuktikan ancaman tersebut.

Sejumlah riset tentang kopi dihiasi dengan berbagai kontradiksi pada hasil. Selain metodologi dan ukuran studi, beberapa perbedaan seperti cara penyajian kopi juga dapat memengaruhi.

Kopi tanpa filter mengandung bahan kimia yang disebut diterpenes seperti kahweol dan cafestol, yang terkait dengan peningkatan kolesterol jahat atau LDL, yang pada akhirnya memicu peningkatan risiko penyakit jantung. Beberapa studi menunjukkan bahwa minum kopi rebus tanpa filtter, dapat meningkatkan kolesterol sebanyak 10 persen. Para ahli percaya bahwa bahan kimia pada kopi dapat dihilangkan dengan filter kertas.

Bahan kimia yang paling terkenal dalam kopi adalah kafein. Rata-rata, satu cangkir kopi seduh atau mengandung sekitar 100 mg kafein. Sedangkan kopi tanpa kafein atau kopi decaf hanya mengandung beberapa miligram kafein saja.

Kajian Riset

Persepsi umum mengatakan bahwa minum kopi dapat memengaruhi detak atau irama jantung. Anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Sebuah penelitian di Kanada yang dipublikasikan dalam Annals of Internal Medicine pada Januari 1991 telah mereview lima penelitian sebelumnya terhadap partisipan dengan masalah irama jantung abnormal. Mereka menemukan bahwa minum hingga lima cangkir kopi sehari tidak memperburuk irama jantung.

Menariknya, sebuah riset berskala besar melibatkan sekitar 130.000 orang anggota asuransi 'Kaiser Pemanente' menunjukkan bahwa partisipan yang minum sampai tiga cangkir kopi sehari, 20 persen diantaranya berisiko lebih kecil untuk dirawat di rumah sakit akibat irama jantung abnormal dibandingkan mereka yang tidak minum kopi.

Sementara itu, riset di Harvard yang melibatkan 45.000 pria sehat, tergabung dalam Health Professionals Foolow-Up Study yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine pada tahun 1990, menemukan bahwa minum kopi tidak berpengaruh pada risiko serangan jantung atau stroke.

Sedangkan sebuah temuan yang lebih baru di Jepang (81.000 pria dan wanita), yang dipublikasikan dalam Journal of Epidemiologi and Community Health menunjukkan bahwa minum satu atau dua cangkir kopi per hari dikaitkan dengan pengurangan resiko kematian akibat penyakit jantung sampai 23 persen .

Studi lainnya pada tahun 2008 di Spanyol, yang dipublikasikan dalam Annals of Internal Medicine, melibatkan 129.000 pria dan wanita lebih dari dua dekade menemukan, wanita yang minum empat sampai lima cangkir per hari 34 persen memiliki risiko lebih kecil untuk meninggal karena penyakit jantung, sedangkan pria yang mengonsumsi lebih dari lima cangkir sehari, 44 persen memiliki risiko lebih kecil meninggal akibat penyakit jantung.

Haruskah minum kopi?

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com