MAKASSAR, KOMPAS.com - Percepatan pembangunan sanitasi di Indonesia menjadi sesuatu yang mendesak untuk segera dibenahi. Bukan hanya dengan meningkatkan jumlah dan mutu sarananya, tapi juga dengan memperbaiki perilaku masyarakatnya.
Dengan ketersediaan akses terhadap fasilitas sanitasi dasar, pencemaran lingkungan dapat berkurang sehingga suatu daerah akan memiliki lingkungan fisik yang lebih bersih. Hal tersebut pada akhirnya akan membuat masyarakat lebih sehat dan penyakit akibat buruknya sanitasi dapat dihindari.
Sekretaris Pokja AMPL Nasional Maraita Listyasari mengatakan, banyak keuntungan yang diperoleh dengan percepatan pembangunan sanitasi. Pasalnya, persoalan sanitasi tidak melulu hanya terkait dengan masalah kesehatan tetapi juga sangat besar pengaruhnya terhadap perekonomian suatu negara.
"Bicara soal sanitasi, ini bukan lagi urusan masing-masing individu. Perlu dukungan semua pihak baik pemerintah, masyarakat dan swasta untuk menciptakan Indonesia yang sensanitasional," ujarnya saat acara workshop dan kunjungan media Mewujudkan Stop BABS, di Sulawesi Selatan, beberapa hari lalu.
Pertanyaan yang sering sekali muncul adalah bagaimana kita membuat orang mengerti pentingnya percepatan pembangunan sanitasi? Maraita mengatakan, kita perlu punya pemahaman yang sama, bahwa ketika kita membangun sanitasi, kita punya minimal lima keuntungan.
1. Menghindari pertumbuhan ekonomi semu
Studi Bank Dunia tahun 2007 menyebutkan, akibat sanitasi buruk, negara mengalami kerugian setara 58 triliun. Jumlah kerugian tersebut sama dengan 2,1 persen pertumbuhan domestik bruto Indonesia. Maraita mengatakan, "sekarang banyak orang berpikir kalau tidak ada sanitasi risikonya diare. Padahal ketika kami meriset lebih detail, ternyata sanitasi tidak hanya memengaruhi kesehatan tetapi pariwisata."
Kerugian dari sisi ekonomi lainnya adalah penolakan ekspor udang dari Indonesia ke Jepang karena dicurigai mengandung bakteri salmonella. Bahkan Taiwan, Amerika Serikat, Uni Eropa dan beberapa negara lain juga pernah melakukan hal serupa. "Banyak sekali dampak ikutan dari kualitas sanitasi yang buruk. Setelah kita total, kerugian negara itu kira-kira mencapai 58 triliun rupiah," cetusnya.
2. Menurunkan kesakitan diare 94 persen
Hasil studi organisasi kesehatan dunia (WHO) mengatakan, meningkatkan akses bersih, sanitasi, perilaku higienis dan pengolahan air minum skala rumah tangga dapat menurunkan 94 persen kasus diare. Kondisi ini sudah tentu memengaruhi tingkat absensi masyarakat, khususnya anak sekolah. Jumlah hari anak-anak tidak masuk sekolah dapat berkurang 8 hari per tahun. Selain itu juga, tingakat produktivitas masyarakat juga meningkat hingga 17 persen. "Dampaknya akan sangat berpengaruh pada masyarakat yang mendapatkan income harian," ujar Marata.
3. Menurunkan angka kemiskinan
Karena sanitasi buruk, setiap keluarga di Indonesia harus kehilangan rata-rata Rp. 1.250.000 per tahunnya. Meski kelihatannya jumlah ini kecil, tapi bisa dibayangkan bila ini terjadi pada masyarakt yang berada digaris kemiskinan.
4. Manfaat berlipat
Setiap 1 rupiah yang kita tanam untuk investasi sanitasi ternyata bisa menghasilkan manfaat 8-11 kali lipat. Sebagai contoh, dalam pelaksanaan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) di Jawa Timur, setiap 1 rupiah yang diinvestasikan bisa memicu investasi masyarakat sebesar 35 rupiah. Artinya, banyak sekali yang kita bisa dapatkan dari pembangunan sanitasi.
5. Mencegah lebih baik daripada mengobati
Menurut studi ADB (Asian Development Bank), jika kita gagal menginvestasikan 1 rupiah untuk sanitasi, sehingga kita tidak mengelola sampah kita, membiarkan sungai-sungai tercemar, untuk membersihkannya lagi akan butuh sebesar 36 rupiah.
"Tanpa adanya upaya peningkatan sanitasi, lingkungan akan menjadi lebih buruk, anggaran kesehatan lebih tinggi dan risiko penyakit juga lebih tinggi," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.