Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cemas dan Depresi Picu Kematian Akibat Stroke

Kompas.com - 20/06/2012, 10:50 WIB

KOMPAS.com - Apakah Anda termasuk tipe orang yang sering merasa cemas, depresi dan sering mengalami gangguan tidur? Jika ya, Anda patut waspada. Sebuah riset terbaru mengindikasikan, mereka yang menderita kecemasan, depresi, sulit tidur atau bentuk-bentuk tekanan psikologis berisiko lebih besar mengalami kematian akibat stroke.

Para ilmuwan dari University College London mengatakan, tekanan psikologis mempengaruhi sekitar 15 hingga 20 persen dari populasi umum. Penelitian sebelumnya telah mengaitkan gangguan kondisi mental yang umum dengan penyakit arteri koroner, tetapi hubungan dengan penyakit stroke dan kardiovaskular lainnya belum ditetapkan.

Dalam kajiannya, peneliti mengumpulkan informasi dari sebuah studi yang melibatkan 68.652 orang dewasa yang terlibat dalam Health Survey for English. Sebagian besar peserta berkulit putih, 45 persen adalah laki-laki dan rata-rata berusia sekitar 55 tahun.

Hampir 15 persen dari orang yang ditanya mengaku mereka terpengaruh oleh tekanan psikologis, dan kebanyakan dari mereka perempuan. Peserta yang melaporkan mengalami tekanan psikologis juga cenderung berusia lebih muda, merokok dan mengonsumsi obat hipertensi. Peserta tersebut, lanjut peneliti, juga cenderung memiliki pendapatan yang lebih rendah.

Setelah memantau peserta selama kira-kira delapan tahun, peneliti menemukan ada  2.367 kasus kematian akibat penyakit jantung iskemik (arteri yang tersumbat), masalah jantung stroke dan lainnya.

"Penderitaan psikologis dikaitkan dengan kematian akibat penyakit kardiovaskular, dan relasi tetap konsisten untuk penyakit tertentu, termasuk penyakit jantung iskemik dan penyakit serebrovaskular," kata Dr Mark Hamer dan rekan, dari departemen epidemiologi dan kesehatan masyarakat.

"Kami melihat hubungan antara tekanan psikologis dan risiko penyakit serebrovaskular di antara para peserta yang semuanya telah bebas dari penyakit kardiovaskular. Hubungan ini ukurannya sama dengan hubungan antara tekanan psikologis dan penyakit jantung iskemik pada kelompok yang sama," tambahnya.

Para peneliti menyimpulkan bahwa pengisian kuisioner bagi pasien dapat membantu para dokter melakukan skrining penyakit mental yang umum terjadi, sehingga dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung dan stroke.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com