Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Sebab Batita Sulit Tidur

Kompas.com - 23/06/2012, 08:05 WIB

KOMPAS.com - Batita butuh waktu tidur sekitar 12 jam sehari. Pembagiannya 10,5 jam di waktu malam, 1-2 jam di siang hari. Tidur adalah istirahat yang paling baik. Ketika tidur, organ-organ tubuh beristirahat, meregenerasi sel, melakukan detoksifikasi, sehingga ketika bangun, tubuh akan kembali bugar, baik fisik maupun mental.

Umumnya, jadwal tidur anak sudah terpola. Jika biasanya ia tidur pukul sembilan malam, ia akan mengantuk dan tidur pada jam tersebut. Bisa lebih cepat atau lebih lambat namun rentang waktunya tidak terlalu jauh sekitar satu jam. Jika rentang waktunya cukup jauh sekitar dua jam, tandanya anak mengalami kesulitan tidur.

Hanny Muchtar Darta, El Parenting Consultant - PSYCH-K Practitioner dari RADANI-EL CENTER Jakarta menjelaskan sejumlah penyebab sulit tidur pada anak beserta cara mengatasinya berikut ini:

1. Ada bagian tubuh yang sakit.

Karena terlalu asyik bermain biasanya anak-anak tidak merasakan ada bagian tubuh yang sakit. Bisa saja ketika bermain, kaki si kecil terpelintir atau jatuh, dan sebagainya. Malamnya, setelah ia lelah dan mau tidur barulah terasa sakitnya.

Solusi: Tanyakan pada anak, apakah ada bagian tubuhnya yang sakit, mulai atas sampai bagian bawah tubuh, sambil Anda memegangnya secara pelan-pelan. Jika ada bagian tubuh yang sakit segeralah kurangi rasa sakitnya agar ia merasa nyaman. Kemudian, lanjutkan dengan melakukan ritual tidur yang menjadi kebiasaan Anda dan anak, misalnya membacakan buku, bersenandung lagu tidur untuk anak atau bercerita karangan Anda, dan lainnya.

2. Terlalu lelah.

Tubuh akan terasa tidak nyaman jika terlalu lelah. Pegal di kaki, tangan, pinggang, bagian belakang tubuh, bahkan sakit kepala. Wajar jika kemudian anak menjadi sulit tidur. Ciri-cirinya, biasanya anak menggeliatkan tubuhnya sambil meringis perlahan.

Solusi: Coba pijat perlahan di bagian yang mungkin terasa pegal. Jika perlu, gunakan minyak telon supaya tubuhnya hangat sehingga anak merasa lebih nyaman. Seiring dengan kenyamanan yang didapat dan rasa kantuknya yang semakin kuat, biasanya anak akan terlelap.

3. Ketidaknyamanan fisik.
Apakah Anda baru pindah rumah, pindah kamar atau membeli furnitur baru? Biasanya anak membutuhkan penyesuaian terhadap keadaan ruangan atau peralatan tidur baru.

Solusi: Sampaikan dengan jelas dan secara baik-baik, kenapa hal baru itu terjadi. Sebaiknya hal tersebut disampaikan sebelumnya sehingga anak tidak kaget. Jika semua dilakukan untuk kebaikan, Anda pun harus yakin si kecil pasti akan mampu melewati masa transisi dengan baik dan temani jika diperlukan.

Pastikan di kamar hanya ada tempat tidur dan lemari pakaian. Hindari meletakkan televisi, mainan di kamar atau meja belajar. Kamar tidur benar-benar hanya untuk tidur dan beristirahat.

Biasakan selalu mematikan lampu dan buat suasana kamar gelap atau remang-remang, karena hormon melatonin bekerja dalam keadaan gelap. Pada saat ini hormon pertumbuhan akan bekerja dengan baik sehingga anak tumbuh sehat dengan daya tahan tubuh yang baik. Jika Anda ingin membacakan buku, gunakan lampu baca clip on agar anak merasa nyaman sehingga bisa tidur nyenyak.

4. Tidur sendiri atau bersama orangtua.
Hal ini akan memengaruhi kebiasaan tidur anak. Apalagi jika di ruangan ada televisi atau terbiasa kerja di kamar tidur karena sedang dikejar deadline. Ketidaktenangan suasana kamar ini akan memengaruhi anak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com