Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Obat Herbal Indonesia Tak Beda Jauh Dengan China

Kompas.com - 28/06/2012, 20:01 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum GP Farmasi Indonesia, Johannes Setijono, optimistis pasar obat herbal nasional akan terus berkembang. Sejauh ini, menurut dia, porsi pasar obat herbal sekitar 25 persen dari total pasar farmasi.

"Pasar herbal tahun lalu 1,2 billion dollar AS. Jadi kira-kira di Rp 11 triliun atau 25 persen dari total pasar farmasi," sebut Johannes dalam acara MarkPlus "Integrative Medicine," di Jakarta, Kamis (28/6/2012).

Menurut dia, porsi pasar obat Herbal Indonesia akan terus berkembang. Hal ini ditunjukkan dengan porsinya yang telah mencapai 25 persen dari pasar farmasi. Persentase tersebut tidak beda jauh dengan kondisi pasar obat China. "Di China 30 persen. Jadi nggak jauh beda," sambungnya.

Sejauh ini, kata Johannes, masyarakat mengonsumsi obat herbal secara langsung. Pembelian melalui dokter masih kecil. Maksud dia, penggunaan obat herbal tidak dalam sistem pengobatan yang terstandarisasi di rumah sakit. "Ya beli sendiri untuk kebutuhan preventif, kesehatan," ujarnya.

Ke depan, Johannes optimistis pasar obat herbal akan berkembang dan punya porsi yang kian besar terhadap industri farmasi nasional. Ini lantaran Indonesia punya keanekaragaman hayati yang luar biasa.

Oleh sebab itu, ia menyebutkan sejumlah strategi pengembangan obat tradisional. Pertama, diperlukan pengembangan riset ke tahap fitofarmaka, misalnya pembuktian khasiat obat.

Kedua, diperlukan dukungan dari pemerintah. "Dan, meningkatkan pemakaian obat herbal dari dokter melalui penelitian-penelitian lebih dalam menuju ke arah fitofarmaka," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com