Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/07/2012, 10:32 WIB

Kompas.com - Kelak, para pria akan memiliki lebih banyak pilihan kontrasepsi selain kondom dan vasektomi. Para ilmuwan kini terus mendalami riset kontrasepsi khusus pria yang berbasis gel. Hasil penelitian awal cukup menjanjikan.

Kontrasepsi yang disebut Nestorone ini adalah yang pertama kali mengombinasikan testosteron dengan progestin sintetik dalam bentuk gel. Pemakaiannya dengan dioleskan pada kulit. Dalam penelitian terbukti gel tersebut secara dramatis menurunkan jumlah testosteron sehingga juga menurunkan, meski tidak mencegah, kehamilan.

Kendati pria sering dianggap kurang peduli pada persoalan kontrasepsi, namun para peneliti optimis jika kontrasepsi gel ini nantinya sudah dipasarkan, banyak pria akan tertarik.

"Sara rasa pria akan tertarik memakainya. Cukup banyak pria yang peduli pada kehamilan yang tak diinginkan, sama halnya seperti kaum perempuan," kata Dr.Josep Alukal, asisten profesor urologi dari NYU Langone Medical Center, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Hasil penelitian Nestorone ini sudah dipresentasikan dalam pertemuan Endocrine Society di Houston belum lama ini.

Menurut dr. Christina Wang, profesor kedokteran dari Los Angeles Biomedical Research Institute, yang melakukan riset tersebut, gel harus diaplikasikan di dua tempat, yang mengandung testosteron di bagian tangan, serta yang mengandung progestin di bagian perut. Gel itu harus diaplikasikan setiap hari selama enam bulan.

Penelitian awal ini diikuti oleh 56 pria yang dibagi ke dalam tiga kelompok. Masing-masing menerima gel berisi testosteron dan gel yang mengandung progestin sintentis, kelompok kedua mendapat gel mengandung testosteron serta gel plasebo yang tidak mengandung progestin.

Hasilnya, 89 persen pria yang mendapat formula kombinasi mengalami penurunan konsentrasi sperma sampai kurang dari satu juta sperma per mililiter. Konsentrasi sperma yang normal adalah lebih dari 15 juta sperma per mililiter.

Kini belum diketahui apakah regimen gel tersebut bisa bertahan lama dan apakah efek samping yang mungkin timbul. Menurut Alukal, perlu diketahui juga kapan jumlah sperma bisa kembali normal jika pemakaian gel dihentikan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com