Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/07/2012, 18:41 WIB

Kompas.com - Pemberian imunisasi secara lengkap dan sesuai jadwal bukan hanya bermanfaat untuk menghasilkan kekebalan tubuh terhadap penyakit, tapi juga mencegah penularan penyakit atau wabah.

Beberapa kejadian di Indonesia sudah membuktikan hal tersebut. Sebut saja wabah polio pada tahun 2005-2006 yang menyebabkan 385 anak lumpuh, wabah campak antara tahun 2009-2011 yang menyebabkan 5.818 anak dirawat di rumah sakit dan 16 diantaranya meninggal. Yang terbaru adalah wabah difteri di Jawa Timur tahun 2011 yang menyebabkan 1.789 anak perlu dirawat dan 91 anak meninggal.

Mayoritas wabah penyakit disebabkan karena cakupan imunisasi yang rendah. Menurut data Riskesdas tahun 2007, sekitar 46,2 persen anak di Indonesia sudah mendapatkan imunisasi secara lengkap, dan 45,3 persen imunisasinya tidak lengkap. Indonesia sendiri kini berada dalam daftar 10 negara yang bayinya banyak yang tidak diimunisasi, sejajar dengan Angola, Nigeria, Bangladesh, Pakistan, dan Ethiopia.

Wabah bukan hanya menyebabkan anak sakit berat tapi juga cacat, bahkan kematian. Dana yang harus dikeluarkan untuk mengobati penyakit juga tinggi. Padahal, hal itu bisa dicegah melalui imunisasi.

"Anak yang tidak diimunisasi bukan saja tidak punya kekebalan tubuh, tapi juga ia bisa menularkan penyakit pada lingkungannya sehingga penyakit itu tetap berkeliaran di masyarakat dan sulit dieradikasi," kata Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A dalam acara simposium Imunisasi IDAI ke-3 di Jakarta, Selasa (10/7/2012),.

Untuk mencegah terjadinya wabah, cakupan imunisasi minimal harus mencapai 80 persen. "Untuk penyakit yang infeksinya lebih berat, cakupannya harus 100 persen agar tidak terjadi wabah," kata Sri Rezeki.

Rendahnya cakupan imunisasi di Jawa Timur, menurut Andi Muhadir, direktur surveilans, imunisasi, karantina dan kesehatan Kementerian Kesehatan, diduga kuat menjadi penyebab wabah difteri.

"Cakupan imunisasi secara provinsi di Jawa Timur memang tinggi, tetapi pada tingkat desa cakupannya masih banyak yang rendah," kata Andi dalam kesempatan yang sama.

Gara-gara wabah tersebut, pemerintah kini menganggarkan dana Rp 20 miliar untuk program penanggulangan. "Selain untuk melakukan imunisasi, dana tersebut juga dianggarkan untuk meningkatkan pemahamanan masyarakat akan manfaat imunisasi," kata Andi. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com