Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/07/2012, 06:57 WIB

Jakarta, Kompas - Gangguan kelenjar endokrin bisa menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari malnutrisi, gondok, diabetes, gangguan jantung, hipertensi, hingga tumor ganas pada sistem pencernaan. Gangguan kelenjar endokrin umumnya disebabkan perubahan gaya hidup yang cenderung meninggalkan pola sehat.

Hal itu dibahas dalam simposium ilmiah ”Perkembangan Endokrin, Diagnosa, dan Terapi” di Rumah Sakit Gading Pluit, Sabtu (14/7). Benny Santosa, ketua pelaksana simposium, mengatakan, kegiatan tersebut bekerja sama dengan Ikatan Alumni Justus- Liebig Universiteit Giessen (ILJUGI), Fakultas Kedokteran Universitas Giessen, Jerman.

Kelenjar endokrin menghasilkan hormon ”pembawa pesan” yang akan ditindaklanjuti oleh organ tubuh lain.

Menurut Benny, ada delapan kelenjar endokrin, yaitu kelenjar hipotalamus dan hipofisis di otak; kelenjar tiroid (gondok) di leher bagian depan; kelenjar paratiroid di dekat kelenjar tiroid; kelenjar adrenal (suprarenalis) di kutub atas ginjal kiri-kanan; kelenjar gonad (kelamin) pada testis dan indung telur; kelenjar pankreas; kelenjar timus di bawah tulang dada. Gangguan pada kelenjar itu bisa menyebabkan penyakit yang berbeda-beda.

Gangguan paling banyak terjadi pada kelenjar pankreas yang memunculkan diabetes. Ini mencapai 75 persen dari gangguan endokrin secara keseluruhan. Gangguan lain adalah pada kelenjar tiroid, penyebab penyakit gondok (15-20 persen). Sisanya gangguan pada kelenjar lain yang memunculkan berbagai penyakit, seperti disfungsi ereksi, gangguan hormonal, gangguan hipofisis, bahkan keganasan (kanker).

Benny juga membahas sindrom metabolik, yaitu sekumpulan faktor risiko kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) yang disebabkan diabetes, hipertensi, obesitas, dan dislipidemia (kelainan metabolisme lemak). Prevalensi sindrom ini meningkat seiring dengan perkembangan ekonomi, terutama di negara berkembang. Hal ini terkait perubahan pola makan yang cenderung makin tinggi lemak, gula, garam, dan kurang serat serta kurang gerak.

Annette Hauenshild, dokter ahli endokrinologi dari Jerman, mengulas tentang gangguan hormon akibat gangguan kelenjar endokrin. Gangguan hormon, menurut Annette, bisa menyebabkan malnutrisi ataupun kelebihan nutrisi. Asupan nutrisi yang salah atau gangguan sistem pencernaan juga bisa menjadi penyebab gangguan regulasi hormon. (IND)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com