Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keliru Mengukur Glukosa Bisa Membahayakan

Kompas.com - 18/07/2012, 03:32 WIB

Jakarta, Kompas - Penderita diabetes memerlukan alat tes gula darah mandiri, yakni glukosa meter, tetapi harus jeli memilih. Hasil ukur tidak akurat bisa membahayakan kesehatan.

Glukosa meter umumnya mirip telepon seluler, dilengkapi jarum penusuk jari dan strip pengambil contoh darah.

Dokter spesialis patologi klinik dari RS Dharmais, Agus S Kosasih, berpendapat, ada risiko kesalahan pengukuran, misalnya hasil pengukuran rendah palsu, yakni hasil tes gula darah selalu muncul rendah, padahal nyatanya tinggi. Pasien dan dokter lalu puas dengan pola pengobatan yang digunakan, bahkan menghentikan terapi obat. ”Padahal, gula darah yang tinggi dalam jangka waktu lama bisa mengakibatkan komplikasi diabetes,” ujarnya dalam media briefing ”Manfaat dan Batasan Tes Gula Darah Mandiri”, Selasa (17/7), di Jakarta.

Sebaliknya, hasil ukur alat yang tidak akurat menunjukkan hasil gula darah seolah-olah tinggi, padahal sesungguhnya rendah. ”Dokter bisa menyarankan dosis dinaikkan atau memberi obat untuk menurunkan gula darah,” ujarnya. Akibatnya, pasien mengalami hipoglikemia yang bisa berakibat kematian mendadak.

Agus berpendapat, hal terpenting dalam memilih glukosa meter ialah akurasi dan presisi alat. Artinya, seberapa dekat hasil tes dari alat dibandingkan dengan hasil laboratorium yang terstandardisasi. Guna menjaga akurasi glukosa meter, jangan letakkan alat itu di dekat sumber elektromagnetik, seperti ponsel, televisi, dan speaker yang dapat memengaruhi pembacaan. Cek kinerja alat secara berkala.

Terpisah, dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan endokrin metabolik diabetes dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, EM Yunir, mengatakan, penderita diabetes yang menggunakan insulin wajib menggunakan alat tes mandiri untuk memudahkan penyesuaian dosis insulin. Demikian pula dengan penderita yang baru menggunakan insulin. ”Pada pengguna baru insulin dianjurkan tes sendiri 2-3 kali sehari. Begitu insulin terkendali, tes itu dikurangi,” ujarnya.

Dia mengatakan, pasien yang sering memeriksakan gula darah cenderung mampu mengendalikan diabetes. Selain mengecek gula darah sendiri, penderita disarankan tes HbA1c di laboratorium per 120 hari. (INE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com