Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/07/2012, 08:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS -  Racun dalam tubuh berupa reactive oxygen species yang berbahaya bagi sel normal ternyata mampu mematikan sel kanker hingga 50 persen pada kasus tumor otak ganas.Terapi ini memberikan angin segar bagi penderita tumor otak ganas yang harapan hidupnya kurang dari satu tahun.

Demikian hasil penelitian dokter dan ahli biomedis Novi Silvia Hardiany (33) untuk disertasinya, ”Penghambatan Ekspresi Gen Manganese Superoksida Dismutase pada Galur Sel Glioblastoma Multiforme T98G: Dampaknya terhadap Ketahanan Hidup dan Stres Oksidatif akibat Induksi Rotenon”. Novi mendapat yudisium cum laude saat mempertahankan disertasi doktornya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Rabu (18/7).

Promotor Novi adalah Guru Besar Biokimia dan Biologi Molekuler FKUI Mohamad Sadikin dengan kopromotor Septelia Inawati Wanandi dan Nurjati Chaerani. Tim penguji diketuai guru besar tamu FKUI Habil HJ Freisleben.

Menurut Novi, terapi konvensional bagi pasien tumor otak ganas dengan pembedahan diikuti radiasi dan kemoterapi belum efektif. Novi melakukan pendekatan lain, menghambat antioksidan dalam tubuh. Tujuannya, agar reactive oxygen species (ROS) meningkat. Radikal bebas ini terbukti mampu mematikan sel kanker hingga 50 persen.

”Pada sel normal, ROS berbahaya karena bisa mengakibatkan kerusakan sel serta memicu kanker. Sebaliknya, ROS bisa mematikan sel kanker,” katanya.

Dalam penelitian in vitro, Novi menggunakan galur sel glioblastoma multiforme (tumor otak ganas) T98G dari pasien Kaukasia yang sudah mengalami homogenisasi sebagai target.

Pada galur sel itu dilakukan penghambatan terhadap gen manganese superoksida dismutase (antiracun) agar ROS tidak terurai, diikuti induksi rotenon, molekul untuk meningkatkan ROS.

Menurut Novi, penelitiannya masih perlu penelitian lebih lanjut dan uji klinik agar bisa diterapkan kepada manusia. (ABK)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com