Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbuka dengan Kurma di Amerika

Kompas.com - 25/07/2012, 08:37 WIB

Berbuka puasa dengan makan buah kurma, biasa dilakukan orang muslim saat Ramadan. Kebiasaan ini juga dilakukan kaum muslim di Amerika.

Seperti juga saudara-saudara muslim di belahan dunia lainnya, muslim di Amerika tentu saja sering  berbuka dengan buah kurma, sama seperti yang  dilakukan oleh Nabi Muhammad hampir 1.400 tahun yang lalu.
 
Kurma banyak disebut dalam Al-Quran dan kitab suci kristen dan yahudi.
 
Di Amerika, saat Ramadan beberapa tahun yang lalu, kurma segar bisa dipastikan tersedia di meja saat berbuka, namun tampaknya tidak tahun ini. Musim panen kurma di Amerika sekitar pertengahan Agustus hingga pertengahan November. Dengan sudah dimulainya Ramadan pada Juli tahun ini, kurma segar hasil panenan tahun ini dapat dipastikan absen dari meja keluarga muslim di Amerika saat berbuka.
 
Tentu saja kurma tetap bisa didapatkan di toko-toko, namun kurma tersebut tidaklah kurma baru hasil panen tahun ini. Itulah sebabnya, sejak dua tahun lalu, Mohammed Abdul Aleem, pendiri portal online IslamiCity, menganjurkan  para konsumen untuk membuat persiapan. Ia mengatakan, jika Ramadan jatuhnya tidak pada saat musim kurma di Amerika, para konsumen diharuskan membeli kurma saat musim kurma di tahun sebelumnya, dan kemudian mendinginkannya dalam freezer di lemari es hingga waktu Ramadan tiba.
 
Para penjual kurma, seperti Aleem percaya bahwa menyimpan kurma di freezer merupakan cara  terbaik untuk memastikan kesegaran rasanya ketika disimpan dalam  jangka waktu yang lama. Ketika waktunya tiba untuk menikmati kurma tersebut, Aleem menyarankan untuk membungkus kurma tersebut dengan handuk basah dan memasukkannya dalam oven dengan suhu rendah.
 
Berbagai jenis kurma bisa ditemukan di Amerika seperti Zahidi, Deglet Noor dan Empress. Namun yang paling popular di Amerika baik bagi warga muslim dan non-muslim adalah medjol, dengan buahnya yang besar.
 
Sembilan puluh persen kurma medjol di Amerika berasal dari lembah subur Coachella di California. Daerah California Selatan adalah salah satu dari sedikit wilayah di luar Timur Tengah dimana kurma dibudidayakan. Banyak  petani  kurma yang mengatakan  bahwa kurma dari Amerika mutunya sangat baik, tidak kalah, bahkan jauh lebih baik dari kurma-kurma dari tempat lainnya.
 
Bagaimana ceritanya kurma medjol ini sampai di tanah Amerika?  Tahun  1920-an, penyakit mengancam kurma medjol di daerah asalnya, Maroko. Penguasa Maroko mengirim 11 pohon kurma ke daerah California Selatan, dan pohon kurma tersebut menemukan rumah barunya dan berkembang di sana.
 
Pohon kurma yang menemukan rumah barunya di Amerika, seperti juga kaum muslim yang berkembang di Amerika, yang bisa dikatakan menjadi salah satu komunitas dengan pendapatan perkapita tertinggi di Amerika. Muslim di Amerika secara relatif terintegrasi dengan baik dalam lingkungan sosial negara Adi Daya ini. Tanpa harus kehilangan akar budaya Islami di Amerika, negara yang merupakan “melting pot” atau tempat peleburan berbagai budaya yang ada, agama Islam berkembang dengan baik di Amerika.
 
Muslim yang lahir atau  besar di Amerika, yang mengalami baik kehidupan tradisional yang Islami dan pemikiran kreatif Amerika, mungkin akan merupakan kunci untuk menjawab permasalahan di dunia muslim saat ini. Sesuatu yang bisa kita pikirkan bersama, seraya menikmati kurma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com