Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/07/2012, 17:18 WIB

Kompas.com - Para ilmuwan akhirnya berhasil menciptakan vaksin demam dengue pertama di dunia. Vaksin buatan raksasa farmasi Sanofi ini diklaim mampu melindungi tubuh dari tiga jenis virus penyebab demam dengue.

Kemanjuran atau efikasi vaksin ini untuk sementara memang masih menunggu hasil uji klinik di Thailand. Bila memang positif, maka ini bisa menjadi tonggak dalam pengembangan vaksin dengue yang sudah ditunggu selama 70 tahun.

Selain Sanofi ada perusahaan farmasi lain yang juga mengembangkan vaksin ini, namun produk Sanofi lebih maju beberapa tahun. Vaksin ini diprediksi baru bisa diedarkan secara luas pada tahun 2014.

Demam dengue adalah penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini memiliki gejala ngilu pada persendian tulang dan telah menewaskan tiga juta orang di seluruh dunia. Demam dengue sendiri disebabkan oleh empat tipe virus, dan bila terinfeksi salah satu jenis virus tidak memberi kekebalan pada ketiga jenis virus lainnya. Anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan mengalami kematian akibat penyakit ini.

Meskipun vaksin Sanofi ini diklaim dapat memberikan perlindungan pada keempat tipe virus, tetapi penelitian yang dilakukan di Thailand hanya menunjukkan perlindungan pada tiga tipe virus. Menurut Sanofi pihaknya kini masih menganalisa mengapa vaksin ini hanya mampu memberi perlindungan terhadap tiga tipe virus.

"Kami harus kembali pada data awal untuk mencari penyebabnya, dan masih menunggu riset tahap III yang kini masih dilakukan di Thailand," kata Pascal Barollier, jurubicara Sanofi.

Riset tahap IIb di Thailand melibatkan 4.002 anak-anak berusia 4-11 tahun. Penelitian dilakukan selama epidemi dengue.

Sanofi Pasteur sendiri dikabarkan telah menginvestasikan dana 423 juta dollar AS untuk membangun pabrik baru di Perancis dalam rangka mengembangkan tiga dosis vaksin. Menurut rencana, Sanofi baru akan mempublikasikan hasil risetnya dalam jurnal ilmiah di bulan September dan mempresentasikan temuannya dalam pertemuan the American Society of Tropical Medicine and Hygiene di Atlanta bulan November.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com