Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh Edukasi tentang Pentingnya Minuman Isotonik

Kompas.com - 01/08/2012, 11:14 WIB

KOMPAS.com - Kebiasaan minum minuman isotonik untuk mengganti cairan tubuh yang hilang masih perlu ditingkatkan. Edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan tubuh, menjadi kuncinya. Dengan begitu, masyarakat akan semakin paham bahwa minuman isotonik atau minuman dengan komposisi sama seperti cairan tubuh, memang diperlukan setiap harinya.

Dalam kegiatan berbuka puasa bersama Pocari Sweat, PT Amerta Indah Otsuka mengenalkan Head of Marketing Pocari Sweat, Ricky Lim, yang kembali ke Indonesia setelah sekian lama bertugas di Singapura. Menurut Ricky, kebiasaan mengasup minuman isotonik di Indonesia berbeda dengan Singapura.

"Masyarakat Singapura sudah banyak yang paham bahwa mereka perlu minum isotonik. Singapura sudah lebih berkembang dan pilihan minuman isotonik juga lebih banyak," jelasnya kepada Kompas Female di sela acara berbuka puasa bersama di D'Consulate Jakarta, Selasa (31/7/2012).

Menurutnya, edukasi mengenai tubuh butuh minuman isotonik dengan manfaat yang berbeda dibandingkan air minum biasa, masih perlu ditingkatkan di Indonesia. "Karena saat tubuh kehilangan cairan, yang hilang bukan hanya air tapi juga mineral dalam tubuh," jelasnya.

Manfaat

Minuman isotonik merupakan pengganti cairan tubuh yang hilang setiap hari akibat berbagai aktivitas. Apalagi dalam kondisi berpuasa, namun aktivitas tetap berjalan normal. Asupan cairan tubuh yang mudah dan cepat diserap menjadi penting untuk mencegah dehidrasi setelah lebih dari 12 jam tak minum saat berpuasa.

Lantas apakah air minum biasa saja tak cukup? Minuman isotonik yang memiliki komposisi mirip dengan cairan tubuh yakni kandungan elektrolit yang seimbang lebih mampu mengembalikan cairan tubuh secara menyeluruh. Dampaknya tubuh lebih segar dan sehat.

Minuman isotonik diperlukan oleh tubuh untuk mempertahankan kondisi sel tubuh dalam keadaan homeostasis (steady). Kalau tubuh berada dalam kondisi homeostasis, segala proses di dalam tubuh dapat berjalan dengan baik. Sementara jika tubuh mengalami dehidrasi, maka akan berpengaruh terhadap seluruh kerja organ dan proses dalam tubuh.

Menurut penelitian, dehidrasi membuat tubuh lebih cepat lelah. Kelelahan ini terjadi karena terhambatnya proses perubahan pemecahan glikogen menjadi tenaga. Asam laktat yang seharusnya dapat digunakan sebagai tenaga, tak berfungsi karena tubuh kekurangan cairan.

Agar tubuh kembali mendapatkan cairan, dibutuhkan minuman yang dapat lebih cepat diserap. Itulah sebabnya, minuman isotonik diciptakan dan berguna terutama pada orang yang sakit, seperti demam, diare ketika tubuh membutuhkan cairan yang cukup agar suhu tubuh dapat terus terjaga keseimbangannya.

"Minuman isotonik adalah minuman sehat namun bukan obat. Jadi tak ada dosis khusus harus minum berapa mililiter perharinya, tapi tergantung aktivitasnya. Cara minumnya seperti air biasa, saat haus bisa diminum. Bedanya, isotonik diserap tubuh lebih cepat untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang," jelas Ricky.

Aman untuk berbuka puasa

Ketika berpuasa pun, minuman isotonik aman dikonsumsi dalam jumlah berapa pun, karena prinsipnya seperti air yang diminum saat merasa haus. Ricky menambahkan, Pocari Sweat, minuman isotonik yang dikembangkan berdasarkan riset dan bukti ilmiah oleh perusahaan farmasi Otsuka Pharmaceutical Co, Ltd, juga tepat dikonsumsi sebagai minuman berbuka puasa.

Tak hanya saat berpuasa, minuman isotonik juga dibutuhkan akibat aktivitas di dalam dan luar ruang. Aktivitas di rumah tangga seperti menyetrika, membersihkan rumah, atau berolahraga, juga kegiatan di kantor dalam ruangan ber AC membuat tubuh kehilangan banyak cairan melalui pernafasan, urin, dan penguapan melalui kulit. Bahkan ketika tidur pun tubuh mengeluarkan cairan sebanyak 350 ml melalui pernafasan dan penguapan dari kulit yang diserap oleh kasur dan sprei. Tanda paling mudah, ketika kulit terasa kering berarti Anda kekurangan asupan cairan yang tepat.

Edukasi

Pemahaman seperti inilah yang menjadi fokus edukasi merek minuman isotonik. Sejalan dengan misi edukasinya, Pocari Sweat juga mengadakan program tanggung jawab sosial (CSR) untuk meningkatkan kecerdasan masyarakat, terutama anak-anak dan kalangan muda. Yakni melalui ‘Satu Hati Cerdaskan Bangsa’ dan ‘Satu Hati Peduli lingkungan’. Mulai 2012, program ini bahkan berganti menjadi program CSR korporasi bukan hanya produk, bertujuan mengedukasi publik.

"Program CSR tidak langsung berkaitan dengan edukasi produk, tapi lebih untuk mencerdaskan anak dengan punya buku melalui perpustakaan yang didirikan di beberapa daerah," jelas Ricky.

Menurutnya, pemberian buku melalui pembangunan perpustakaan di beberapa sekolah terpilih dengan Yayasan Anak Indonesia sebagai pengelolanya, merupakan cara untuk meningkatkan kecerdasan anak dan masyarakat.

"Pocari Sweat ingin mengedukasi dan menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya hidup sehat. Kalau banyak yang belum bisa membaca, pesan ini tentu takkan tersampaikan dengan baik. Karena itu, kegiatan CSR memiliki misi mencerdaskan, melalui penyediaan buku dan mendorong kebiasaan membaca," tutupnya.

Sejak 2007, program CSR ini mendistribusikan lebih dari 100.000 buku, mendirikan 20 perpustakaan di berbagai daerah, merenovasi dua bangunan sekolah yang runtuh akibat bencana alam. Hingga akhir 2012, empat perpustakaan akan dibangun di Jakarta, Sukabumi, Yogyakarta dan Pasuruan. Dalam kegiatan berbuka puasa bersama Pocari Sweat, donasi senilai Rp 500 juta pun diserahkan kepada Yayasan Anak Indonesia untuk melanjutkan program ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com