Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan akibat Ponari Salah Meracik Petasan

Kompas.com - 15/08/2012, 17:49 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com — Setelah penelitian beberapa jam oleh tim Laboratorium Forensik Polda Jatim di reruntuhan rumah Ponari, penyebab ledakan bahan petasan mulai menunjukkan titik terang. Diduga, ledakan tersebut akibat sang empu, Ponari, salah meracik bahan petasan.

Hal itu disampaikan Kapolres Malang AKBP Rinto Djatmono saat dihubungi via telepon, Rabu (15/8/2012) sore. "Hasil temuan sementara, setelah kami turun ke lokasi, ada dugaan korban tewas akibat salah mencampur serbuk petasan sehingga mengakibatkan ledakan keras," katanya.

Yang meracik bahan petasan di rumah Ponari tersebut adalah Ponari sendiri. Adapun dua korban tewas lainnya, yakni Listiana (35), istri Ponari, dan Sodikin (17), pegawainya, hanya kena imbas.

"Karena pandai meracik adalah pak Ponari sendiri. Soal mecarik dia rajanya. Mungkin apes, serbuk itu kena percikan api rokok atau lainnya akhirnya meledak," kata Syukur, tetangga Ponari yang ditemui di depan reruntuhan rumah Ponari.

Kapolres Malang AKBP Rinto Djatmono mengimbau masyarakat agar tidak membuat petasan karena sangat berbahaya. "Harapannya masyarakat tidak kembali melakukannya. Hal itu menjadi perhatian. Karena meracik bahan petasan itu sangat berbahaya, makanya dilarang," tegasnya.

Sementara itu, Ketua RT 19 RW 05, Desa Ngingit, Muhammad Nuri mengatakan, setelah tim dari Labfor Polda Jatim, PMI, dan SAR pulang, warga sekitar akan terus mencari potongan tubuh ketiga korban. Warga khawatir masih ada potongan tubuh ketiga korban yang ketinggalan.

Tetangga dan masyarakat di sini akan terus mencarinya. Siapa tahu potongan tubuh dari tiga korban itu masih ada dan bisa ditemukan. Kasihan ketiga korban kalau potongan tubuhnya tak dicari," kata Nuri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com