Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/08/2012, 07:44 WIB

Kompas.com - Perilaku marah yang sangat besar akibat keinginan tidak terpenuhi pada balita atau disebut temper tantrum sebenarnya adalah hal yang normal. Tetapi ada kondisi kemarahan yang tidak wajar dan perlu diwaspadai.

Ciri anak yang mengalami temper tantrum antara lain menangis, berteriak, sampai berguling-guling.  

Temper tantrum yang berlangsung setiap hari sebaiknya diwaspadai karena kemarahan tersebut berkaitan dengan rasa frustasi balita. Beberapa penelitian mengaitkannya dengan gangguan mental.

Baca juga: Sekjen Hipmi Sebut Jet Pribadi yang Digunakan Bahlil untuk Mudik Lebaran Dibayar dengan Dana Pribadi

"Tantrum yang terjadi setiap hari sebenarnya tidak normal. Hanya kurang dari 10 persen balita yang mengalaminya," kata Lauren Wakschlag, wakil presiden ilmu kedokteran sosial dari Northwestern University Feinberg School of Medicine di Chicago, AS.

Ia menjelaskan, orangtua perlu mengetahui mana bentuk kemarahan yang normal dan tidak normal pada anak-anak sehingga secara akurat bisa diketahui kapan anak perlu bantuan profesional dan mana anak yang memang bertingkah "sesuai usianya".

Dalam penelitian yang dilakukan Wakschalg dan timnya, para peneliti menanyakan pada 1.500 orangtua yang memiliki anak usia 3-5 tahun tentang perilaku anak mereka dalam beberapa bulan terakhir.

Baca juga: Kecewa dengan Ahmad Dhani, Rayen Pono: Kenapa Tidak Memilih Ada di Tengah?

Menurut jawaban para orangtua, mayoritas balita (83,7 persen) terkadang mengalami tantrum. Tetapi hanya 8,6 persen yang setiap hari marah dan mengamuk.

Kebanyakan tantrum berlangsung sementara dan dipicu oleh keadaan yang sudah diprediksi misalnya karena anak capek atau frustasi.

Tantrum yang perlu diwaspadai adalah yang tantrum yang berlangsung lama, terjadi dengan orang dewasa bukan orangtua, serta melibatkan perilaku agresif.

Baca juga: Cara Migrasi Kartu SIM Fisik ke eSIM untuk Provider Telkomsel

Menanggapi hasil penelitian itu, Rahil Briggs, psikologi anak, mengatakan bahwa para profesional dan orangtua perlu menghitung frekuensi, kualitas, dan durasi tantrum anak.

"Anak berusia dua tahun yang tantrum selama dua menit setiap hari tidak terlalu dikhawatirkan dibandingkan dengan anak yang mengamuk seminggu sekali tetapi melakukan tindakan yang membahayakan dirinya, merusak isi rumah atau memukul adiknya," kata Briggs.

Perilaku marah ada anak juga perlu diketahui latar belakangnya. Terkadang anak berubah menjadi suka marah saat memiliki adik yang baru lahir.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Viral Ambulans Kena ETLE Saat Bawa Pasien, Ini Kata Polisi
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau