Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/09/2012, 12:25 WIB

Kompas.com - Perdarahan pada saluran cerna termasuk dalam penyakit yang sering menjadi penyebab pasien dibawa ke unit gawat darurat. Dampak penyakit ini bisa serius jika terkena organ tubuh lain.

Perdarahan pada saluran cerna bisa terjadi di mana saja sepanjang saluran pencernaan, mulai dari mulut sampai anus. Penyebabnya beragam.

Menurut Prof.Idrus Alwi, Sp.PD, ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, penyebab perdarahan saluran cerna bagian atas bisa karena varises esofagus atau juga karena tukak peptikum yang disebabkan adanya kerusakan pada mukosa lambung atau usus dua belas jari akibat adanya asam lambung yang normalnya ada di lambung dalam proporsi tertentu.

Varises esofagus adalah pembesaran abnormal pembuluh darah vena di esofagus bawah. Biasanya varises esofagus tidak bergejala, kecuali jika sudah robek dan berdarah. Gejala akibat perdarahan esofagus antara lain buang air kehitaman, muntah darah, tekanan darah turun, sampai anemia.

Perdarahan juga bisa disebabkan karena infeksi Helicobacter Pylori yang ditularkan melalui makanan dan minuman, serta penggunaan obat-obatan yang merusak dinding lambung.

Gejalanya pun berbeda-beda. Pada perdarahan di saluran cerna bagian atas seperti lambung atau usus dua belas jari, gejala yang umum adalah muntah darah hitam yang keluar bercampur asam lambung (hematemesis), dan buang air besar kehitaman (melena).

"Pada perdarahan akubat tukak peptikum bisa dilakukan pemeriksaan endoskopi sehingga luka atau sumber perdarahan dapat dideteksi dan dihentikan dengan hemoklip," kata dr.Chaidir Aulia, Sp.PD, dari RS.Pondok Indah Jakarta, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com sehubungan dengan pelaksanaan acara pertemuan ilmiah tahunan PAPDI .

Sementara itu pada sebagian besar kasus dispepsia yang bergejala nyeri ulu hati, mual, muntah, kembung, pengobatan bisa dilakukan dengan empirik terapi atau obat-obatan selama 4-6 minggu.

"Bila keluhan berlanjut, sebaiknya bisa dirujuk ke dokter spesialis penyakit dalam. Demikian juga bila ada gejala berbahya seperti turunnya berat badan, anemia, buang air kehitaman, atau pasien berusia di atas 45 tahun," paparnya.

Sementara itu perdarahan pada saluran cerna bawah, misalnya pada kasus hemoroid atau keganasan.

"Darah segar yang keluar dari anus bisa merupakan hemoroid atau robekan di anus," kata dr.Chaidir. Penanganan hemoroid bisa bermacam-macam tergantung pada stadiumnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com