Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/09/2012, 17:42 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Rendahnya akses masyarakat Indonesia, terutama Indonesia timur, terhadap pelayanan kesehatan gigi disebabkan karena distribusi dokter gigi yang tidak merata. Mayoritas dokter gigi enggan bertugas di luar Pulau Jawa.

Menurut Prof.Ekky Soeria Soemantri, setiap tahunnya lulus 1.500 dokter gigi baru, namun sebagian besar dari mereka tidak mau ditugaskan ke daerah.

"Persoalan fasilitas kesehatan dan jaminan lain jadi pertimbangan mereka," kata Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi (AFDOKGI) ini di Denpasar, Bali (12/9/12).

Indonesia sendiri saat ini baru memiliki 26 Fakultas Kedokteran Gigi. Di Indonesia bagian timur ,hanya ada di Denpasar, Makassar dan Menado. Sisanya di Pulau Jawa dan beberapa di Sumatera. Hampir 90 persen dokter spesialis gigi juga berada di Jawa. Rasio dokter gigi yang tidak seimbang dengan masyarakat tersebut menyebabkan tingginya jumlah orang yang menderita penyakit gigi dan mulut.

Menurut drg.Zaura Rini Anggraeni, ketua umum Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), lebih dari 70 persen penduduk mengalami gigi berlubang (karies) dengan jumlah rata-rata 4-5 gigi berlubang perorang. Menurut data kegiatan Bulan Kesehatan Gigi tahun 2011, dari 40.000 pengunjung sekitar 22 persennya mendapatkan perawatan tambal gigi.

"Penyakit gigi dan mulut sebenarnya mudah dicegah dengan rutin menyikat gigi pagi dan malam hari. Intinya adalah perubahan perilaku menjadi lebih sehat," kata drg.Rini.

Ia menjelaskan, jika masyarakat mau rutin memeriksakan giginya secara teratur setiap kerusakan gigi bisa dideteksi. Bila baru ke dokter saat muncul masalah, biaya yang dikeluarkan bisa jauh lebih besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com