Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/09/2012, 14:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Demi mendukung pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif, tenaga kesehatan wajib mengajarkan 7 kontak ASI kepada para orang tua. Pengenalan serta pemberian informasi seputar ASI dapat membantu para ibu agar tidak canggung memberikan air susunya sesudah melahirkan.

Dokter Spesialis anak dan Konselor Laktasi, dr. Jeanne Roos Tikoalu, Sp.A saat ditemui dalam acara "Bincang ASI" di Jakarta, Sabtu (15/9/2012) mengatakan, dukungan tenaga kesehatan sangat penting bagi keberhasilan pemberian ASI sejak dini. Karena tidak semua calon orang tua terbuka terhadap akses informasi serta berpendidikan tinggi. Namun, praktik di lapangan menunjukkan tidak banyak tenaga kesehatan yang memahami soal pemberian ASI.

"Tenaga kesehatan harusnya memberi informasi soal ASI. Sayangnya, banyak tenaga kesehatan tidak tahu tentang ASI. Oleh karena itu Kementerian Kesehatan menggalakkan aksi 7 Kontak ASI," ujarnya.

Kapankah waktu terbaik untuk 7 kontak ASI tersebut? Jeanne menjelaskan, tujuh kontak ini dimulai saat usia kandungan memasuki trimester II sebanyak satu kali dan trimester III juga satu kali.

"Tujuannya agar ibu dikenalkan dulu apa itu kegiatan menyusui dan apa pentingnya ASI bagi bayi," katanya.

Kemudian, kontak ketiga dilakukan sesaat setelah ibu melahirkan atau disebut Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Dilanjutkan dengan kontak keempat saat ibu menyusui ketika bayi berusia 1-2 hari, dan kontak kelima saat bayi kontrol pertama kali atau bayi berusia 7 hari.

Kontak keenam dilakukan saat bayi berusia 35 hari dan terakhir saat bayi berusia 60 hari atau saat ibu hendak kembali bekerja (bagi ibu menyusui yang bekerja).

"Ada baiknya para ibu juga mencari informasi sebanyak-banyaknya sebelum melahirkan," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com