Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/10/2012, 13:13 WIB

KOMPAS.com — Para ilmuwan berhasil mengungkap mekanisme sistem imun yang menyebabkan mengapa ada beberapa orang memiliki kekebalan alami melawan HIV. Hasil temuan ini diharapkan menjadi titik terang menuju terciptanya vaksin HIV/AIDS.

Pada sebagian besar orang, infeksi HIV yang tidak mendapatkan terapi antivirus bisa berkembang menjadi AIDS. Tetapi, pada 1 dari 300 orang yang terinfeksi HIV, mereka tetap tak terkena AIDS meski tak mengonsumsi obat. Orang-orang ini oleh para ilmuwan dijuluki sebagai "pengontrol elite" (elite controller).

Setelah melakukan serangkaian eksperimen dengan hewan di laboratorium, tim ilmuwan menyimpulkan bahwa pengontrol elite mampu menekan HIV dengan membangkitkan sel pembunuh sel T dan CD8 yang melawan 2 atau 3 bagian kecil dari virus.

"Dengan fokus pada bagian tersebut, sistem imun berhasil mengendalikan virusnya. Memahami mekanisme tersebut akan membuka jalan dalam pengembangan vaksin sehingga kita bisa mengeradikasi HIV/AIDS secara global," kata David Watkins, profesor patologi dari Universitas Miami Miller School of Medicine.

Meski begitu, Waktins mengatakan bahwa sering kali percobaan pada hewan tak menghasilkan hasil yang sama pada manusia. Karena itu, Watkins mengatakan, riset selanjutnya ditargetkan untuk mencari tahu mengapa sel-sel pembunuh ini sangat efektif.

Watkins dan timnya saat ini mendapatkan dana 10 juta dollar AS dari US National Institute of Allergy and Infectious Disease untuk mengembangkan vaksin HIV dari vaksin demam kuning.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com