Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindikat Jalur Dili Ubah Rantai Peredaran

Kompas.com - 30/10/2012, 03:57 WIB

Jakarta, Kompas - Sindikat narkoba yang menggunakan jalur Dili, Timor Leste, sebagai titik masuk ke Indonesia mengubah rantai peredaran. Sebelumnya, lima penyelundupan yang terungkap menggunakan satu kurir untuk penyelundupan satu paket narkoba yang umumnya sabu dan diambil dari India. Namun, penyelundupan yang terungkap kali ini dilakukan berantai dengan melibatkan lima kurir.

Direktur Penindakan dan Pengejaran Badan Narkotika Nasional (BNN) Inspektur Jenderal Benny Mamoto, Senin (29/10), mengatakan, modus itu terungkap dengan dibongkarnya penyelundupan 6,7 kilogram sabu dari India yang dibagi dalam dua koper pada 20 Oktober. Penyelundupan itu melibatkan lima kurir, yaitu satu warga negara Afrika Selatan berinisial ST serta empat warga Indonesia berinisial AT, AG, RS, dan SY.

BNN dengan bantuan kepolisian Timor Leste, Poliscia Nacional de Timor Leste (PNTL), menangkap kelima kurir itu di Dili. Penangkapan dilaksanakan dengan kontrol pengiriman pada dua koper yang dibawa pelaku. ”Setiap kali terjadi penangkapan, sindikat narkoba ini akan segera mengubah modusnya, baik kemasan, kurir yang dilibatkan, maupun cara lainnya,” katanya.

Pada pengungkapan ini, ST dan AT ditugaskan mengambil sabu di India yang disembunyikan di dalam dua koper. ST membawa koper warna abu-abu dan AT membawa koper warna merah. Tujuannya ke Dili.

Setibanya di Bandara Changi, Singapura, ST dan AT melaporkan kopernya hilang. Menurut Benny, laporan sengaja dibuat agar koper tersebut bisa bebas dari pemeriksaan bagasi dan langsung dikirim ke counter lost and found di bandara tujuan Dili.

Modus laporan koper hilang itu, kata Benny, telah tercium tim BNN sehingga kedua koper itu langsung diintai pergerakannya. Sementara sebagian tim BNN juga mengintai tiga kurir, RS, SY, dan AG, yang sudah berjaga di Dili, yang akan menerima estafet penyelundupan dua koper berisi narkoba itu.

Dalam pengintaian itu, terungkap koper warna merah tetap diambil AT, sedangkan koper warna abu-abu diambil AG. Keduanya ditangkap di Bandar Udara Internasional Presidente Nicolau Lobato, Dili, 20 Oktober, dalam waktu berbeda. AG ditangkap pukul 06.30 WIT dan AT ditangkap pada 13.00 WIT.

Saat diperiksa, AG mengaku koper yang diambilnya milik ST. Pada hari yang sama, ST dibekuk kepolisian Timor Leste di Hotel Benture. Selanjutnya, AT dan AG tetap diperintahkan menyerahkan kedua koper itu kepada rekannya pada 24 Oktober. AT menyerahkan koper kepada RS, sedangkan AG menyerahkan koper kepada SY di Hotel Central.

Director of The Criminal Investigation Unit Timor Leste Calisto Gonzaga mengatakan, pihaknya bersedia bekerja sama dengan BNN karena Dili semakin rawan sebagai jalur penyelundupan narkoba dari India ke Indonesia.

”Dili menjadi rawan karena dipikir pelaku pengamanan di negara kami masih longgar. Karena itu, pengamanan di bandara dan jalur perbatasan sekarang diperketat,” katanya.

Direktur Tindak Kejar BNN Jan De Fretes mengatakan, sindikat ini diduga dilakukan oleh warga negara Nigeria, yang masih mendekam di penjara di Indonesia, bersama orang Indonesia. Penyelundupan tersebut dilakukan untuk distribusi narkoba di Indonesia, dengan tujuan utama Medan. (MDN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com