Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/11/2012, 15:00 WIB

KOMPAS.com - Pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang tidak tepat, baik jumlah, variasi, frekuensi, serta konsistensinya, membuat bayi berusia di atas enam bulan lebih rawan menderita kurang gizi.

"Banyak ibu yang tidak tahu bagaimana mengolah dan memberikan variasi makanan untuk bayinya setelah usia 6 bulan, sehingga status gizi bayinya menjadi drop," kata dr.Candra Wijaya, ketua tim kesehatan Wahana Visi Indonesia pada acara konferensi pers menyambut Hari Kesehatan Nasional di Jakarta, Jumat (9/11/12).

Dijelaskan oleh Candra, kasus tubuh pendek (stunting) paling banyak ada pada kelompok anak berusia di atas setahun (43 persen). "Makin besar usia anak, makin jelek status gizinya, dan itu ditemukan merata di banyak daerah di Indonesia,"katanya.

Badan pendek disebabkan kurangnya asupan pangan hewani. Adapun kegemukan terjadi karena kelebihan konsumsi makanan yang mengandung minyak dan lemak serta padi- padian.

Pemberian susu formula sebagai pengganti ASI karena ibu kembali bekerja juga dapat meningkatkan risiko kegemukan. "Karena kandungan gula dalam susu formula sangat tinggi biasanya anak menjadi obesitas," kata Candra.

Makanan yang sehat untuk bayi dan balita hendaknya memenuhi empat kriteria, yakni mengandung karbohidrat yang juga bisa didapatkan dari sumber lain selain nasi, mengandung protein nabati, protein hewani, serta mengandung mineral, vitamin, dan serat.

Di banyak daerah, menurut Candra, masih banyak mitos dan tradisi lokal yang keliru seputar pemberian makanan pada bayi. Misalnya saja mitos anak akan alergi jika diberikan seafood atau pun kebiasaan memberikan pisang pada bayi berusia dua bulan.

Salah satu upaya yang kini dilakukan Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan beberapa LSM adalah melakukan pendidikan konseling bagi para kader posyandu, para ibu, bidan, hingga petugas puskesmas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com