Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/12/2012, 09:58 WIB

KOMPAS.com – Obstructive Sleep Apnea (OSA) atau gangguan henti nafas pada saat tidur dapat terjadi menimpa siapa saja. Namun bagaimana mengetahui gangguan tidur yang Anda alami adalah OSA?

Dr. Lanny S. Tanudjaja, dari tim dokter Sleep Study Rumah Sakit Premier Bintaro (RSPB), pada Seminar  OSA dan Komplikasinya, Selasa (11/12/2012) kemarin di Jakarta memberikan cara sederharna untuk mendeteksi kemungkinan OSA pada seseorang . Menurut Lanny, ada beberapa pernyataan yang dapat dijadikan sebagai indikator dalam mengukur seberapa besar Anda memiliki kemungkinan menderita OSA.

“Tes ini dapat dilakukan sendiri. Hasil tes dapat dijadikan dasar jika akan melakukan Sleep Study,” kata Lanny.

Berikut ini adalah 10 pernyataan yang dapat membantu Anda mendeteksi adanya gangguan OSA pada diri Anda :

1. Saya sering merasa sakit kepala waktu bangun tidur di pagi hari.

2. Saya sering terbangun karena merasa sulit bernapas.

3. Berat badan saya berlebih.

4. Saya sering merasa ngantuk dan berjuang keras untuk tetap bangun sepanjang hari.

5. Saya sering terbangun dengan mulut kering.

6. Saya mendengkur waktu tidur.

7. Saya banyak berkeringat waktu tidur.

8. Saya bangun tidur lebih awal dari waktu tidur saya yang ideal.

9. Saya berbaring tanpa bisa tidur lebih dari 30 menit sebelum tidur.

10. Saya sering merasa sedih dan tertekan karena tidak bisa tidur.

Pernyataan-pernyataan  di atas diberi skor 1 jika sesuai dengan keadaan Anda, dan 0 jika tidak sesuai. Setelah dijumlahkan, jika skor Anda lebih dari 3 maka besar kemungkinan Anda menderita OSA.

Lanny menekankan, indikator tersebut hanya hanyalah tes sederhana. Untuk mengetahui apakah Anda benar menderita OSA, maka Anda harus melakukan pemeriksaan tidur atau sleep study di Sleep Laboratory.

“Ada banyak faktor yang dinilai di sleep study antara lain rekaman listrik otak, aktivitas listrik mata, aktivitas otot dagu, aktivitas otot tibialis anterior, denyut jantung, saturasi oksigen dalam darah, aliran udara, dan usaha bernapas dari otot dada dan otot perut. Semuanya dilakukan untuk mengukur kualitas tidur seseorang sehingga dapat diketahui dengan pasti apakah menderita OSA atau tidak,” jelas Lanny.

Dengan sleep study juga dapat diketahui OSA yang diderita masih termasuk ringan ataukah sudah berat, sehingga dapat menentukan jenis pengobatan yang tepat.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com