Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/12/2012, 15:12 WIB

T:
Saya mahasiswi semester tiga, nilai saya sangat baik pada semester satu dan dua dibandingkan teman-teman saya. Tapi sekarang saya mengalami penurunan, saya tidak bisa konsentrasi penuh dalam belajar. Nilai saya buruk dan saya selalu berpikir bahwa saya lebih pintar dari yang lain. Saya gengsi jika belajar dari orang lain atau bertanya. Bahkan saya cenderung merasa tidak terima ketika teman mengajari atau menasehati saya. Yang ingin saya tanyakan, apa yang menyebabkan saya tidak bisa konsentrasi bahkan terhadap mata kuliah yang sangat mudah? Saya merasa kurang bersemangat kuliah dan merasa salah jurusan. Bagaimana supaya saya bisa legowo menerima bahwa banyak teman saya yang mempunyai kemampuan lebih dari saya, agar saya tidak selalu berpikir bahwa saya lebih baik? Mohon penjelasannya, Bu. Terima kasih. (Nunung Lesmana, 23)

J:
Mbak Nunung yang budiman,
Gengsi adalah tanda keegoisan diri kita yang tidak mau kalah dari orang lain. Gengsi adalah tanda kurang bijaknya diri kita saat melihat orang lain lebih baik dari diri kita. Dan gengsi adalah sebuah sikap yang harus kita buang jauh-jauh, karena kita tahu tidak ada manfaatnya. Justru sebaliknya, gengsi membuat kita nampak menjadi pribadi yang sombong dan kurang dewasa dalam bersikap.

Sebagai manusia, setiap diri kita tidak ada yang sempurna. Selalu ada kelebihan dan kekurangan. Itulah sebabnya, selama hidup kita tidak bisa hidup sendirian tanpa bantuan orang lain. Selama hidup kita perlu belajar dari kebaikan sekaligus kelebihan orang lain. Dan selama hidup, kita terus berusaha memperbaiki diri atas setiap kekurangan yang kita miliki.

Pertanyaannya, apa yang perlu Anda lakukan menyikapi kesulitan yang Anda hadapi saat ini?

Pertama, terimalah kenyataan bahwa ada beberapa mata pelajaran yang belum Anda kuasai. Justru itulah gunanya Anda perlu belajar orang lain, terutama pada orang-orang yang mau membagi ilmunya kepada Anda. Berterima kasihlah kepada mereka. Bukankah teman yang membantu temannya dalam kesulitan adalah sahabat yang sesungguhnya? Dan bukankah setiap diri kita merindukan sahabat untuk saling men-support khususnya di kala kita menghadapi kesulitan?

Kedua, berpikirlah positif. Berpikir positif ini sangatlah penting karena setiap berpikir positif, hati dan pikiran kita tergerak untuk bersikap dan bertutur kata positif. Begitu juga sebaliknya. Setiap berpikir negatif, maka hati dan pikiran kita tergerak untuk bersikap dan bertutur kata negatif. Ajaibnya, setiap perilaku kita yang negatif sebenarnya sangat merugikan diri kita sendiri. Kita jauh dari pergaulan positif, ketentraman hati dan pikiran, apalagi kebahagiaan.

Berbeda halnya dengan berpikir positif. Setiap orang yang berpikir positif, di dalam hati dan pikirannya ada kejernihan sikap dan tutur kata. Setiap pribadi yang berpikir positif akan dirindukan sekaligus di-support banyak teman. Juga, karena berpikir positif, dirinya jauh dari amarah apalagi gengsi. Karena gengsi itu mahal sekaligus merugikan diri sendiri, bukan?

Ketiga, syukurilah setiap apa yang melekat di dalam diri Anda. Syukurilah setiap apa yang Anda miliki. Syukurilah setiap kebaikan yang Anda dapatkan sekecil apa pun. Dan syukurilah setiap niat baik Anda sekecil apapun, termasuk niat baik Anda untuk berubah sekarang. Anda adalah pribadi yang luar biasa. Anda tahu mengapa? Karena Anda mau berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

Keempat, bertemanlah dengan orang-orang positif dan hindari sendirian di kampus. Karena kesendirian Anda di kampus membuat Anda merasa pribadi yang terasing. Akibatnya Anda merasa "gerah" di jurusan Anda sendir,i bahkan merasa "salah jurusan".

Kelima, hadapilah kenyataan. Ini sangatlah penting. Kenyataan bahwa Anda memiliki kekurangan di beberapa mata kuliah, haruslah Anda hadapi. Tentunya dengan cara mau belajar dari orang lain. Bukankah dengan berteman kita menemukan banyak sahabat?

Selamat melangkah!

Ainy Fauziyah, CPC
Leadership Motivator & Coach
Penulis buku best seller "Dahsyatnya Kemauan"

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com