Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/01/2013, 12:32 WIB

KOMPAS.com — Badan Narkotika Nasional memutuskan melakukan tes rambut untuk mendalami penggunaan narkotika terhadap beberapa orang yang ditangkap di rumah presenter berinisial R beberapa hari lalu. Analisis rambut dinilai memiliki kelebihan untuk mendeteksi endapan racun kimia dalam tubuh.

Dr Iskandar Irwan Hukom, Sekretaris Jenderal Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), menjelaskan, analisis rambut memberikan informasi pola permanen dari kantong rambut.

"Tes rambut paling peka terhadap semua zat-zat kimia yang masuk dalam tubuh. Ini karena akar rambut menyimpan sisa metabolisme dalam 3-6 bulan terakhir," katanya ketika dihubungi Kompas.com.

Berbeda dengan tes rambut, tes urine hanya mencerminkan ada atau tidaknya zat kimia dalam darah untuk jangka waktu pendek, yakni beberapa jam saja.

Untuk melakukan tes rambut, menurut Iskandar, baru bisa dilakukan tiga hari pascapenangkapan. "Kalau baru ketangkap zat-zatnya belum mengendap sehingga tidak akan terlihat hasil yang bermakna," katanya.

Menurut Iskandar, psikotropika yang mengendap paling lama di tubuh adalah kokain dan ganja.

Dalam rambut, kuku, dan gigi, mineral-mineral dalam bentuk kecil disimpan. Rambut manusia merupakan rekaman sejarah yang bisa merefleksikan perubahan metabolisme. Selama struktur rambut tidak berubah, mineral tertanam dalam rambut dan kadarnya tidak berubah walaupun rambut memanjang.

Pemakaian analisis rambut sebetulnya telah dikenal sejak tahun 1800-an, terutama untuk melihat keberadaan racun arsenikum. Dalam perkembangannya, analisis rambut lebih banyak dikenal oleh dunia forensik, riset ilmiah, dan pengetesan obat.

Di banyak negara, tes rambut juga dipakai untuk mendapatkan bukti kuat dari penggunaan obat-obatan terlarang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com