Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/01/2013, 06:42 WIB

TANYA :

Dok, saya dahulu pernah memakai kawat gigi selama 3 tahun. Dalam masa perawatan itu, jika mengunyah pada rahang kiri berbunyi klik-klik. Namun setelah itu hilang dengan treatment-treatment yang dilakukan spesialis ortho saya, walaupun terkadang masih menimbulkan bunyi yang muncul tiba-tiba.

Setelah saya melepas kawat sekitar 1,5 tahun lalu dan melepas retainer, bunyi tersebut ada lagi dan makin parah sampai saya tidak bisa membuka mulut selama seminggu. Setelah dapat membuka mulut lagi, di rahang kiri selalu sakit saat mengunyah dan terasa mengganjal tetapi bukan di gigi. Pengobatan apakah yang harus saya lakukan untuk mengatasi hal ini?

(Rubi, 20 tahun, Bandung)

JAWAB :

Rubi yang baik,

Anda sepertinya sedang mengalami kelainan pada sendi rahang atau temporo-mandibular disorder (TMD). TMD timbul sebagai akibat adanya masalah pada rahang, sendi rahang, dan otot-otot wajah di sekitarnya yang mengontrol pengunyahan dan pergerakan rahang.

Gangguan pada sendi rahang merupakan masalah kompleks, karena otot  dan sendi bekerja bersamaan. Bila fungsi dari salah satu atau keduanya terganggu, mengakibatkan kaku otot, nyeri kepala, nyeri telinga, gigitan rahang atas dan bawah tidak harmonis, bunyi sendi, atau rahang terkunci.

Faktor-faktor penyebab terjadinya TMD antara lain:

1.    Faktor struktural atau fungsional.

- Trauma. Gaya yang melebihi batas normal, dapat menyebabkan luka pada struktur yang  terkena. Trauma langsung atau tidak langsung pada rahang atau wajah akan memperberat masalah pada otot dan sendi rahang.
-Teeth grinding (mengerot-ngerot gigi) dan teeth clenching (menggemeretakan gigi atas dengan gigi bawah) dapat meningkatkan keausan lapisan tulang rawan. Banyak pasien merasa nyeri atau kaku otot dan nyeri telinga saat bangun pagi.
-  Kebiasaan mengunyah permen karet dan  menggigit  kuku.
- Kebiasaan yang berhubungan dengan pekerjaan, seperti menahan telepon di antara leher dan bahu.
- Masalah gigi dan maloklusi. Pasien mengeluhkan rasa tidak nyaman saat menggigit atau kontak antar gigi telah berubah. Mengunyah pada satu sisi rahang juga dapat menyebabkan gangguan sendi rahang.

2.    Faktor sistemik.

Beberapa studi epidemiologi menyimpulkan individu dengan kesehatan umum yang kurang baik, akan merasakan gejala dan tanda gangguan sendi rahang lebih sering dibandingkan  individu dengan kondisi sistemik yang baik. Hal tersebut merupakan konsekuensi akibat meningkatnya kerentanan sistem pengunyahan pada subyek dengan kondisi sistemik buruk atau dapat pula menjadi indikasi pengaruh dari penyakit sistemik yang dapat mempengaruhi sendi rahang dan otot-otot terkait sendi rahang. Penyakit yang paling sering adalah rheumatoid.

3.    Faktor psikososial.

Stres, biasanya karena cemas. Banyak orang untuk melampiaskan emosinya secara sadar atau tidak sadar melakukan grinding dan clenching pada gigi geligi mereka.

Beberapa macam gejala yang sering muncul yang berhubungan dengan TMD, antara lain:

-    Clicking.
Clicking adalah gejala TMD yang paling banyak dijumpai. Clicking dapat terjadi saat membuka atau menutup mulut. Suara ini bisa hanya didengar atau dirasakan oleh penderita, tetapi bila suara klik yang terjadi cukup keras bisa sampai didengar oleh orang lain. Penderita sering menggambarkan suara ini seperti suara letupan (popping) atau klik. Ada pula yang menggambarkannya seperti suara geratan atau gesekan (grating). Gejala clicking, popping, atau grating ini bisa disertai atau tanpa disertai rasa sakit.     

-   Locking.
Locking (rahang terkunci) juga merupakan gejala yang banyak terjadi pada penderita TMD. Locking biasanya terjadi saat rahang bawah bergerak ke bawah dan bisa terasa sakit sekali.

-    Bruxism (mengerot-ngerot gigi secara tidak sadar).
Kebiasaan ini dapat memicu kerusakan bagian sendi rahang. Pada saat perabaan otot di sekitar sendi rahang menjadi sangat sensitif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com