Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/02/2013, 14:56 WIB

TANYA :

Dok, suami saya sangat sering berbohong. Dari hal kecil sampai hal besar. Hal-hal yang tidak perlu berbohong pun dijadikan kebohongan. Lama-lama kebohongan-kebohongan itu membuat kehidupan keluarga kami menjadi kacau dan menimbulkan masalah tidak hanya bagi saya tapi juga pihak lain. Antara lain, suami saya sering melalaikan kewajiban (hutang) bukan karena tidak ada uang, tapi lebih sering karena tidak peduli. Suami juga sangat pasif dirumah/tidak berinisiatif membantu apapun. Suami juga sering bersandiwara seperti sinetron, saya beberapa kali kena tipu. Saya pernah mengajak berkonsultasi ke psikolog. Kami berdua di tes dan didapatkan hasil bahwa suami mengidap perilaku passive agressive dan perlu terapi. Sayangnya, suami saya tidak mengikuti saran psikolog, selain karena tidak merasa juga cenderung meremehkan dan tidak peduli. Semakin lama saya semakin sakit hati akan kebohongan-kebohongannya dan semakin banyak masalah. Apa yang harus saya lakukan dok? Rasanya ingin bercerai, tapi saya kasihan anak-anak. Terima kasih. 

(Ari, 32, Denpasar)


JAWAB :

Ibu Ari yang baik,

Pernikahan memang harusnya didasarkan pada keterlibatan dua orang yang secara mental siap untuk menjalani pernikahan itu. Sering kali kita dapatkan dalam kehidupan rumah tangga bahwa masalah yang terjadi dalam pernikahan bukan masalah komunikasi tetapi masalah adanya sesuatu yang berkaitan dengan latar belakang kepribadian dari masing-masing pasangan.

Untuk itulah dalam masa pacaran kita perlu melakukan penjajakan terhadap pribadi dari pasangan kita. Jika sudah telanjur menikah maka yang harus dilakukan adalah mengobati kondisi ini. Memang pasien dengan gangguan kepribadian yang sering ditampakkan dengan gejala-gejala seperti yang ibu sebutkan sering tidak menyadari dirinya mengalami masalah.

Pasien cenderung menyangka orang lain yang bermasalah dengan dirinya bukan dirinya yang salah. Beberapa kasus pasien seperti ini memang membutuhkan terapi jangka panjang yang kadang membuat pasien malas untuk mengikutinya. Namun demikian perlu adanya suatu usaha dan motivasi diri terutama agar mau berobat.

Tampilkan kepada suami ibu kendala-kendala yang muncul karena sifat dan perilakunya, sedikit-sedikit sadarkan dia akan efek dari perilakunya terhadap orang-orang terdekatnya termasuk anak-anak. Semoga dia sedikit banyak bisa menyadari masalah yang ada. Semoga membantu. Salam Sehat Jiwa

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com