Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/02/2013, 16:09 WIB

Kompas.com - Kanker memang masih momok yang menakutkan, tetapi pengobatan modern dewasa ini menjadikan usia harapan hidup pasien semakin besar. Di Amerika, lebih dari 70 persen anak penderita kanker bisa bertahan hidup.

Kanker yang paling umum terjadi di usia anak-anak adalah leukimia. Boleh dibilang hampir sepertiga dari kanker yang terjadi pada anak-anak adalah leukimia. Dengan adanya pengobatan baru, masa depan anak-anak dengan penyakit ini meningkat cukup signifikan.

"Beberapa jenis kanker jika ditemukan lebih awal akan memberikan peluang kesembuhan yang lebih besar," kata dr.Anky Tri Rini Sp.A, dari RS.Kanker Dharmais Jakarta dalam acara talkshow dalam Hari Kanker Anak Internasional di Pinisi Edutainment Park Jakarta, beberapa waktu lalu.

Anky menambahkan, orangtua harus mewaspadai beberapa gejala pada ciri fisik anak yang bisa mengarah keganasan.

"Curigai setiap benjolah yang terdapat di sekujur tubuh anak. Namun ada benjolan juga benjolan yang tidak bisa teraba, misalnya di otak atau paru. Untuk itu harus diperhatikan juga tanda-tanda lain," katanya.

Selain itu waspadai juga jika pertumbuhan tulang anak berbeda, misalnya antara kaki kiri dan kanan. Terutama jika anak sering mengeluh nyeri di malam hari. "Gangguan pertumbuhan tulang juga bisa menjadi gejala kanker tulang," imbuhnya.

Pada kasus retinoblastoma (kanker mata) biasanya gejalanya bisa diketahui lebih awal. Misalnya saja sering keluar kotoran dari mata anak, bola mata merah, serta anak silau melihat cahaya.

Gejala lain yang perlu diwaspadai adalah anak sering mengeluh pusing, gangguan keseimbangan saat berjalan, muntah tanpa sebab yang jelas, ada benjolan di leher, atau testis anak.

"Benjolan juga bisa menjadi tanda adanya penyebaran leukemia," katanya.

Setiap kecurigaan atau kelainan pada tubuh anak sebaiknya diperiksakan ke dokter sehingga lebih cepat ditangani.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com