Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/03/2013, 18:23 WIB

KOMPAS.com - Konsumsi kafein selama ini dipercaya dapat menyebabkan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. Namun beberapa studi yang dipimpin oleh seorang ilmuan bernama Lawrence Armstrong menyebutkan, kafein tidak terbukti dapat menyebabkan dehidrasi. Kecuali jika Anda meminumnya dalam jumlah berlebihan.

Jumlah yang berlebihan, menurut Armstrong adalah lebih dari 4 cangkir kopi per hari atau 500 mg kafein. Jumlah inilah yang dapat mengakibatkan meningkatnya risiko dehidrasi.

Menurut panduan para ahli dari Mayo Clinic, kafein memiliki sifat diuretik sehingga meningkatkan kebutuhan untuk buang air kecil. Hal inilah yang menyebabkan kafein dapat menyebabkan dehidrasi karena hilangnya cairan saat terlalu banyak mengeluarkan cairan saat buang air kecil.

Selain temuannya mengenai dehidrasi, studi Armstrong menemukan informasi lain yang berkaitan dengan kafein. Studi Armstrong menyatakan, teori yang menyebutkan bahwa kafein menyebabkan ketidakseimbangan cairan tubuh dan elektrolit tidak terbukti, yang mana hal ini mendukung teori sebelumnya bahwa minum kafein menghambat kinerja atlet.

Sebaliknya, konsumsi kafein akan memiliki efek dramatis bagi orang-orang yang tidak terlalu banyak bergerak, karena mereka tidak mengeluarkan keringat cairan sesering atlet.

Sebagai seorang ilmuwan meneliti bidang kinerja manusia dan termoregulasi sejak tahun 1980, Armstrong telah melakukan setidaknya tiga studi yang membantu mendukung fakta bahwa jumlah moderat kafein tidak menyebabkan dehidrasi atau merusak kinerja olahraga.

Dua dari studi muncul dalam Journal of Sport Nutrition and Exercise Metabolism, yaitu penelitian yang berjudul "Caffeine, Body Fluid-Electrolyte Balance, and Exercise Performance" (2002), dan studi  "Fluid, Electrolyte, and Renal Indices of Hydration During 11 Days of Controlled Caffeine Consumption" (2005). Studi ketiga masuk ke dalam "Exercise and Sport Sciences Reviews" dengan judul "Caffeine, Fluid-Electrolyte Balance, Temperature Regulation, and Exercise-Heat Tolerance," (2007). Setiap penelitian membandingkan sekelompok orang yang mengkonsumsi jumlah kafein dengan jumlah yang sudah diatur dengan mereka yang mengkonsumsi plasebo.

Berdasarkan studi Armstrong, kafein pun dapat membuat tubuh untuk membangun toleransi. Maka jika Anda belum terbiasa meminum minuman berkafein, maka tubuh Anda akan sangat sensitif terhadap efeknya, namun seiring Anda meningkatkan intensitas untuk meminum minuman berkafein, maka tubuh pun akan lebih toleran, terutama pada sifat diuretik kafein.

Kendati kafein minum tidak mengakibatkan dehidrasi, kafein masih dapat menyebabkan kegugupan, sulit tidur dan kecemasan. Kopi merupakan salah satu minuman yang paling umum mengandung kafein, tetapi soda dan teh juga termasuk dalam daftar minuman berkafein.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com