Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/03/2013, 12:58 WIB

KOMPAS.com - Berpikir positif selain dapat membantu memperbaiki kesehatan jiwa, ternyata juga dapat meningkatkan kadar kolesterol "baik" High Density Lipoprotein (HDL), menurunkan kadar trigliserida dan molekul lemak yang perperan dalam pengerasan pembuluh arteri.

Penelitian terbaru para ahli dari Havard School of Public Health mengindikasikan, bahwa orang usia paruh baya yang berpikir positif terhadap hidupnya memiliki kadar HDL lebih baik yang melindungi jantung, sekaligus menurunkan kadar kolesterol "jahat" low density lipoprotein (LDL).

Menurut para peneliti, salah satu alasannya mungkin berhubungan dengan kecenderungan orang yang berpikir positif untuk memiliki berat badan yang terjaga serta pola makan yang sehat.

Para peneliti menganalisa data dari 990 orang berusia antara 40 sampai 70 tahun yang telah diwawancara dan diperiksa di laboratorium. Berdasarkan hasil wawancara, peserta dapat dinilai tingkat optimisme-nya yang diberi skala 6 sampai 30 berdasarkan pendapat mereka menilai beberapa kalimat.

Orang dengan rasa optimistis tinggi memiliki kadar HDL yang tinggi pula. Untuk setiap kenaikan lima poin dalam skala optimisme yang telah dibuat, HDL dalam darah meningkat satu miligram per desiliter. Para peneliti mengatakan, jumlah tersebut akan menurunkan tiga persen risiko penyakit jantung. Sebagai perbandingan, olahraga rutin dapat menurunkan risiko penyakit jantung sebanyak 6 persen.

Ketua penulis studi Julia Boeh mengatakan, hasil studi ini menambah bukti bahwa kesehatan jiwa dan fisik saling berkaitan, dan melihat dunia dengan optimisme memiliki manfaat bagi kesehatan.

Franz Messerli, ahli kardiologi dari St. Luke's-Roosevelt Hospital di New York yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan bahwa, "masih meragukan untuk mengatakan optimisme menyebabkan perubahan di kadar kolesterol. Mungkin keduanya dapat dikaitkan dengan variabel ketiga yaitu gaya hidup.

Peneliti dari Havard sebenarnya pun telah meneliti faktor gaya hidup seperti konsumsi alkohol, pola makan, dan berat badan yang dikaitkan dengan optimisme serta lemak dalam darah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa orang yang memiliki optimisme memiliki kecenderungan untuk memiliki gaya hidup yang lebih baik sehingga berpengaruh terhadap kadar lemak di dalam tubuhnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Peredaran Kosmetik Ilegal Tembus Rp 31,7 Miliar, BPOM Temukan Banyak Pelanggaran

Peredaran Kosmetik Ilegal Tembus Rp 31,7 Miliar, BPOM Temukan Banyak Pelanggaran

Health
Menkes: Kolaborasi Kemenkes dan Kemenag Tekan Angka Kematian Jemaah Haji

Menkes: Kolaborasi Kemenkes dan Kemenag Tekan Angka Kematian Jemaah Haji

Health
Minat Vasektomi di Indonesia Rendah, Kenapa? Ini Kata Dokter…

Minat Vasektomi di Indonesia Rendah, Kenapa? Ini Kata Dokter…

Health
Minuman Manis Picu Diabetes Tipe 2, Dokter Ingatkan Bahayanya

Minuman Manis Picu Diabetes Tipe 2, Dokter Ingatkan Bahayanya

Health
Remaja Sehat Diam-diam Berisiko Alami Kerusakan Jantung, Ini Penyebabnya…

Remaja Sehat Diam-diam Berisiko Alami Kerusakan Jantung, Ini Penyebabnya…

Health
Gigi Berlubang Parah? Ini Tanda Butuh Perawatan Saluran Akar Gigi

Gigi Berlubang Parah? Ini Tanda Butuh Perawatan Saluran Akar Gigi

Health
Tips Cegah Heat Stroke hingga MERS bagi Calon Haji, Ini Kata Pakar

Tips Cegah Heat Stroke hingga MERS bagi Calon Haji, Ini Kata Pakar

Health
Apa Beda Gejala Serangan Jantung Biasa dan Mematikan? Ini Kata Dokter

Apa Beda Gejala Serangan Jantung Biasa dan Mematikan? Ini Kata Dokter

Health
Kenali Akar Kenakalan Remaja, Bukan Langsung Mengirim ke Barak

Kenali Akar Kenakalan Remaja, Bukan Langsung Mengirim ke Barak

Health
Apa Saja Faktor Risiko Kematian Mendadak? Ini Penjelasan Dokter

Apa Saja Faktor Risiko Kematian Mendadak? Ini Penjelasan Dokter

Health
Wajah Bengkak hingga Nyeri Bahu Bisa Jadi Tanda Tersembunyi Kanker Paru-paru

Wajah Bengkak hingga Nyeri Bahu Bisa Jadi Tanda Tersembunyi Kanker Paru-paru

Health
Kemenkes Imbau Jemaah Haji Jaga Cairan Tubuh, Suhu Madinah Tembus 41 Derajat Celcius

Kemenkes Imbau Jemaah Haji Jaga Cairan Tubuh, Suhu Madinah Tembus 41 Derajat Celcius

Health
RS Siloam Gelar Skrining Kanker Payudara Gratis di Yogyakarta, Diikuti 1.000 Lebih Perempuan

RS Siloam Gelar Skrining Kanker Payudara Gratis di Yogyakarta, Diikuti 1.000 Lebih Perempuan

Health
Pengendalian Penyakit di Indonesia Andalkan Petugas Kesehatan Daerah

Pengendalian Penyakit di Indonesia Andalkan Petugas Kesehatan Daerah

Health
Apakah Vasektomi Sakit? Ini Kata Dokter…

Apakah Vasektomi Sakit? Ini Kata Dokter…

Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau