Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/04/2013, 11:33 WIB

Kompas.com - Gangguan tidur bisa dialami siapa saja, termasuk pada ibu hamil. Rasa tidak nyaman akibat perut membesar, sering buang air kecil, hingga stres, kerap membuat bumil sulit tidur dengan nyenyak. Padahal, tidur yang cukup sangat penting selama kehamilan.

Diperkirakan 78 persen wanita mengalami kesulitan tidur saat hamil. Perubahan hormon yang menimbulkan ketidaknyamanan menjadi penyebab berkurangnya jam tidur. Meningkatnya progesteron membuat ibu hamil lebih mengantuk di siang hari terutama pada trimester pertama. Bumil yang obesitas juga kerap tidur mendengkur dan sering ke kamar mandi saat malam hari. Keadaan ini menyebabkan berkurangnya jam tidur.

Bumil dengan obesitas berpotensi mengalami sleep apnea, yang merupakan gangguan henti napas berulang saat tidur. Gangguan ini menyebabkan asupan oksigen menjadi lebih sedikit.

"Wanita hamil dengan sleep apnea berpotensi mengalami preeklamsia, diabetes, melahirkan bayi kurang bulan atau berat lahir rendah," kata dokter ahli tidur dr. Andreas Prasadja RPSGT dari RS. Mitra Kemayoran. Andreas mengatakan bumil dengan sleep apnea biasanya juga mengalami hipertensi.

Gangguan lain yang menyebabkan berkurangnya waktu tidur adalah sindrom kaki tak mau diam (restless leg syndrome/RLS). Dalam sebuah studi terhadap 600 wanita hamil, sebanyak 26 persen mengalami gangguan tersebut. RLS adalah rasa tidak nyaman di kaki yang semakin parah saat malam atau satu jam sebelum tidur.

Wanita dengan RLS biasanya menjalani pola makan rendah folat atau besi. Padahal kedua zat ini penting untuk persiapan sebelum kehamilan. Kedua zat prenatal ini akan mengurangi gejala RLS selama kehamilan. Folat banyak terdapat pada sereal, biji-bijian, dan roti. Konsumsi vitamin C akan membantu meningkatkan penyerapan folat.

Bagi ibu hamil dengan sleep apnea disarankan melakukan terapi Continuous positive airway pressure (CPAP), yang aman bagi bumil dan janin. Sementara ibu hamil dengan GERD atau gangguan asam lambung bisa mengkonsumsi obat dari jenis antasida.

"Bumil harus cukup tidur, untuk menjamin asupan oksigen dan hormon pertumbuhan janin," kata Andreas.
Idealnya orang dewasa tidur selama 7-8 jam, namun untuk ibu hamil bisa mencapai 10 jam. Hal ini bergantung pada usia dan stamina saat ibu hamil.

Tidur cukup akan menjamin kesehatan ibu selama hamil serta memberikan cukup energi saat persalinan. Penelitian yang dilakukan University of California di San Francisco menemukan fakta, wanita yang tidur kurang dari 6 jam per malam memiliki kemungkinan menjalani operasi caesar 4,5 kali lebih besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com