Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Neuropati Bisa Akibatkan Kelumpuhan

Kompas.com - 04/04/2013, 04:04 WIB

Jakarta, Kompas - Kerusakan saraf atau neuropati dapat mengakibatkan kelumpuhan. Mengonsumsi bahan makanan yang kaya vitamin B serta melakukan gaya hidup sehat merupakan upaya pencegahan dini yang efektif untuk meminimalkan risiko kerusakan saraf.

Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi Persatuan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) Pusat Manfaluthy Hakim, dalam jumpa media pada Rabu (3/4), di Jakarta, mengatakan, neuropati adalah kerusakan pada saraf tepi. Saraf tepi adalah saraf yang berada di daerah tulang belakang menuju seluruh tubuh. Neuropati disebabkan antara lain oleh saraf terjepit, penyakit sistemik seperti diabetes, gangguan hati, hingga ginjal, konsumsi alkohol, dan defisiensi vitamin B.

”Kerusakan yang terjadi meliputi fungsi motorik, sensorik, otomatik, hingga fungsi campuran,” kata Manfaluthy. Diperkirakan, satu dari empat orang berusia 40 tahun ke atas berisiko terkena neuropati. Penyebabnya, semakin bertambah usia sehingga fungsi saraf menurun. Risiko pada penderita diabetes naik 50 persen.

Dari 7.301 pasien yang memeriksakan kondisi saraf di Neuropathy Service Point (NSP) tahun 2012 di 15 rumah sakit di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar, ditemukan 2.165 pasien (29,7 persen) menunjukkan gejala neuropati. NSP adalah fasilitas yang diinisiasi oleh Perdossi bekerja sama dengan perusahaan farmasi Merck.

Manfaluthy menjelaskan, kerusakan pada saraf tepi dapat menimbulkan gejala beragam sesuai fungsinya. Pada fungsi sensorik, gejala yang ditimbulkan mulai kesemutan, baal, kram, sampai rasa terbakar.

”Keluhan yang dirasakan tergantung pada fungsi saraf dan berat ringannya kerusakan,” Manfaluthy memaparkan. Pada beberapa kasus, neuropati mengakibatkan kehilangan kontrol kandung kencing, kelemahan anggota gerak, dan penyusutan otot. Pada laki-laki, neuropati juga mengakibatkan disfungsi ereksi. Dalam jangka panjang, neuropati dapat mengakibatkan kelumpuhan.

Meski demikian, kata Manfaluthy, neuropati dapat dicegah. ”Dengan mengenali kondisi saraf, tahu gejalanya, serta mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin B. Bisa ditambah dengan vitamin neurotropik (B1, B2, dan B12),” kata Manfaluthy.

Selain meningkatkan kecepatan daya hantar saraf, mengonsumsi vitamin neurotropik selama dua minggu juga dapat mengurangi gejala seperti nyeri, kesemutan, rasa terbakar, dan baal dari 63,6 persen menjadi 36,4 persen.

Pencegahan harus dilakukan sejak dini. Gejala neuropati biasanya muncul setelah ada kerusakan saraf. Perbaikan membutuhkan waktu cukup lama. Dalam kondisi normal, saraf tumbuh 1 milimeter per hari.

Mei 2013, Perdossi akan kembali membuka layanan NSP gratis di beberapa kota di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, hingga Papua. Karena ruangan dan fasilitas yang digunakan lebih sederhana, layanan ini disebut NSP Portable.

Ketua Perdossi Pusat Moh Hassan Machfoed mengatakan, kerja sama ini dilakukan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait neuropati. (DOE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com