Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/04/2013, 10:57 WIB

KOMPAS.com - Penderita diabetes harus mewaspadai kemungkinan mengalami gagal jantung. Gula darah yang darah terlalu tinggi dapat menyebabkan aliran darah tidak lancar. Akibatnya, otot jantung mengalami kekurangan asupan nutrisi dan oksigen, yang menghambat kerja jantung dalam memompa darah.

Kondisi ini akan merusak saraf dan pembuluh darah, yang kemudian menyebabkan komplikasi seperti penyakit jantung dan stroke. Kedua penyakit ini menjadi penyebab kematian utama pada penderita diabetes.

“Orang dengan diabetes lebih berisiko menderita penyakit gagal jantung. Kapan serangan datang ditentukan tinggi kandungan gula dalam darah dan berat badan, yang berbeda pada setiap orang,” kata internis yang juga konsultan endokrin, DR dr Mardi Santoso, DTM&H, Sp.PD, KEMD pada Pekan Ilmiah Dokter 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) di Jakarta,Minggu (7/4/2013) lalu.

Mardi menambahkan, penderita diabetes juga berpotensi terkena gagal jantung dan stroke di usia lebih muda dibanding mereka yang tidak diabetes. Penderita diabetes tipe 2 berpotensi mengalami gagal jantung, sama dengan orang tanpa diabetes yang pernah mendapat serangan jantung satu kali.

Penderita diabetes yang pernah mendapat serangan jantung, juga berisiko menderita gagal jantung kedua kalinya. Serangan jantung pada penderita diabetes juga lebih berisiko kematian, dibandingkan yang tanpa diabetes. Hal ini disebabkan tumpukan gula darah yang semakin tinggi dan tidak terkontrol, membuka kesempatan terjadinya penyumbatan dan pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis).

Gagal jantung dan stroke merupakan risiko bagi pasien diabetes yang mengalami penyumbatan di saluran pembuluh darah besar (macroangeopathy). Bila penyumbatan terjadi di saluran darah kecil (microangeopathy), maka penderita akan mengalami rasa pegal dan kesemutan di anggota gerak tubuh.

Bisa dicegah

Penyakit diabetes tentunya tidak datang begitu saja. "Butuh waktu lima sampai 10 tahun penumpukan gula darah menjadi diabetes. Selama jangka waktu itu tentu tubuh sudah mengirim sinyal," kata Mardi.

Sayangnya, gejala diabetes seperti kerap merasa lelah, sering buang air kecil, cepat merasa lapar dan haus lebih sering diabaihkan. Turunnya berat badan secara drastis, misal 12 kilogram dalam satu sampai 3 bulan, juga tidak dipedulikan.

Padahal, bila tanggap dan segera memperbaiki pola makan, istirahat, dan olahraga, penyakit diabetes bukannya tidak bisa dihindari.

"Gaya hidup sehat menjadi kunci utama menghindari diabetes. Bagi yang sudah menderita diabetes sebaiknya segera patuhi diet yang disarankan, dan rutin konsultasi," kata Mardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com