Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/04/2013, 16:56 WIB

Kompas.com - Meski tampak lemah dan tak berdaya, bayi ternyata sudah mulai mengenali lingkungan sekitarnya di usia 5 bulan. Hal ini disebabkan mekanisme internal dalam otak untuk menerima fakta yang ada di sekelilingnya seperti halnya pada orang dewasa, sudah berfungsi sempurna.

Sebetulnya pada usia tiga bulan  jumlah sambungan otak pada bayi mencapai 3 triliun sambungan. Jumlah tersebut akan meningkat tiga kali lipat dalam setahun pertama usianya. Para ilmuwan selalu ingin tahu apa saja sebetulnya yang sudah diketahui bayi pada usia 3 bulan dan bagaimana mereka mengetahuinya.

“Pada usia lima bulan, fungsi mekanisme internal  otak sudah meyerupai orang dewasa. Kendati para bayi tidak bisa mengatakan apa saja yang dilihatnya,” kata pemimpin riset Dr. Sid Kouider dari École Normale Supérieure, Paris. Studi yang dilakukan tim French neuroscientists ini telah dipublikasikan di jurnal Science. Penelitian menggunakan 80 bayi berusia 5, 12 dan 15 bulan. Para partisipan ditunjukkan foto wajah manusia dan dilihat bagaimana responnya.

Para bayi menggunakan “topi” yang penuh elektroda dan kemudian ditunjukkan sebuah foto yang sama beberapa kali. Awalnya sebuah foto ditunjukkan dalam waktu yag tidak lama. Waktu ini bahkan relatif cepat bagi orang dewasa untuk bisa mengingat sebuah foto. Lamanya waktu perlahan ditingkatkan. Setiap foto ditampilkan pada layar komputer, yang dilengkapi bel penanda untuk menarik perhatian bayi.

Biasanya pada orang dewasa, area otak yang berkaitan dengan visual tanpa disadari akan aktif walau foto ditampilkan dalam waktu tidak lama. Ketika sebuah foto ditampilkan dalam waktu setidaknya 300 milidetik, neuron akan mengirim sinyal dari pusat penglihatan yang terdapat di bagian belakang otak. Sinyal ini kemudian dikirim ke daerah prefrontal cortex yang ada di bagian depan otak. Mekanisme orang dewasa dan bayi ternyata sama dalam menyimpan memori dan menyadari wajah pada sebuah foto. Sinyal ini disebut later slow wave atau nonlinear cortical response.

Aktivitas virtual cortex dan later slow wave ditemukan pada setiap responden bayi. Respon paling lemah ditemukan pada bayi termuda, dan hanya ditemukan bila foto ditunjukkan dalam  waktu 900 milidetik sampai lebih dari satu detik. Pada bayi tertua responnya lebih signifikan dan terlihat walau foto hanya ditunjukkan selama 750 milidetik.

“Kami percaya nonlinear cotrical bisa menjadi penanda kapan pikiran disebut sadar,” kata Kouider. Kesadaran ini berhubungan degan kerja otak yang terus bisa menangkap rangsang, walau kekuatan stimulan lemah.

Hasil temuan ini bisa diaplikasikan pada orang dewasa yang tidak mampu mengkomunikasikan apa yang dilihatnya, misalnya pada pasien koma. Teknik yang sama bisa diaplikasikan kalangan profesioal medis, untuk mengerti persepsi penyakit atau hasil pembiusan pada anak.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com