Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/04/2013, 10:23 WIB

KOMPAS.com - Meningitis atau infeksi dan meradangnya selaput dan cairan yang mengililingi otak adalah penyakit yang berbahaya. Penyakit yang sangat menular ini bisa diderita anak-anak sampai orang dewasa. Cegah dengan pemberian vaksin.

Meningitis bisa disebabkan oleh bakteri atau virus. Dari kedua jenis meningitis tersebut, meningitis bakteri jauh lebih berbahaya. Anda bisa terpapar bakterinya sewaktu seseorang yang terinfeksi (carier) bersin atau batuk.

Bakteri juga dapat menyebar lewat berciuman atau penggunaan peralatan makan, sikat gigi, atau rokok yang dihisap bergantian. Risiko tertular juga makin tinggi jika Anda tinggal atau bekerja bersama orang yang mengidap penyakit ini.

Meski begitu penyakit ini bisa dicegah dengan vaksinasi. Bahkan sudah ada vaksin yang memberi perlindungan sekaligus terhadap empat atau lima jenis bakteri penyebab meningitis meningokokus.

"Vaksin akan diberikan pada sesuai umur dan jenis kuman. Biasanya jenis kuman akan spesifik pada satu tingkat umur," kata dokter penyakit dalam Dr.Iris Rengganis, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Perusahaan farmasi juga terus mengembangkan vaksin sesuai kemampuan kuman bermutasi. "Pada tahun 1995 hanya serogrup kuman A dan C yang menyebabkan meningitis, sejak tahun 2004 mulai ada mutasi kuman," kata Theresia Adhitirta, vaccine business manager PT.Novartis Indonesia dalam acara media edukasi menyambut hari meningitis sedunia di Jakarta, Selasa (23/4/13).

Pemberian vaksin bukan hanya disarankan untuk bayi dan balita, tapi juga bagi mereka yang akan bepergian ke negara-negara di mana sering terjadi serangan meningitis, seperti Afrika, Amerika, dan Australia. Para jemaah haji juga diwajibkan divaksin meningitis meningokokus paling lambat 2 minggu sebelum tiba di Tanah Suci.

Efek samping vaksin relatif kecil dan bervariasi pada tiap orang. "Ada yang sekedar pusing, ruam di kulit, namun ada juga yang bengkak di daerah bekas suntikan," kata Theresia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com