Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/04/2013, 17:24 WIB

KOMPAS.com — Konsumsi buah dan sayur di Indonesia tergolong rendah. Di lain pihak, orang Indonesia terkenal menyukai makanan dengan kadar garam yang tinggi.

Bila direrata, tingkat konsumsi buah dan sayur orang Indonesia sekitar 30 kilogram pe rtahun atau kurang dari 50 gram perhari. Jumlah itu kira-kira setara dengan setengah buah apel ukuran sedang.

Sementara itu, konsumsi garam orang Indonesia lebih dari yang dianjurkan, yaitu 5 gram per hari.

Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pola makan tidak sehat. Tak heran jika angka kejadian penyakit kronis seperti darah tinggi dan kolesterol tinggi cukup besar.

Konsumsi gula, garam, dan lemak yang tinggi, serta rendahnya asupan buah dan sayur rentan menimbulkan berbagai penyakit, seperti diabetes, hipertensi, jantung, kanker, dan stroke.

"Tekanan darah tinggi akan memicu risiko stroke. Di Indonesia stroke menjadi tiga besar beban penyakit tertinggi," kata Christopher Murray PhD, peneliti dari University of Washington, dalam seminar Hasil Studi Beban Penyakit, Trauma, dan Faktor Risiko di Indonesia Tahun 2010 di  Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (30/4/2013).

Penelitian yang dilakukan Murray dilakukan di 16 negara, antara lain Malaysia, Brasil, Kamboja, Korea Selatan, dan China. "Kondisi di Indonesia hampir sama dengan yang terjadi di China," katanya.

Dr Soewarta Kosen, MPH, peneliti dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, mengatakan, orang Indonesia kurang selektif memilih makanan yang bergizi.

"Ukuran utamanya bukan gizi, tetapi rasa dan selera," katanya.

Untuk mencegah berbagai penyakit kronis, ia menekankan pentingnya konsumsi buah dan sayur secara rutin minimal tiga kali sehari, sama seperti waktu makan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com