Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/05/2013, 11:07 WIB

Kompas.com - Saat ini deretan pesan di lini masa bisa menjadi sumber informasi mengenai berbagai hal, mulai dari info seputar macet sampai dengan kesehatan dan ajakan untuk ikut aksi sosial.

Medium seperti Facebook dan Twitter dianggap mempunyai efektivitas besar untuk menjaring dukungan dan solidaritas publik serta menyuarakan aspirasi.

"Social media berpotensi besar melakukan sesuatu bagi bangsa ini. Termasuk dalam sosial dan kesehatan," kata salah satu penggiat sosial Allisa Wahid, dalam acara peluncuran Klik Hati Merck 2013 di Jakarta, Senin (6/5).

Efek viral, menurut Alissa, menjadi keunggulan media sosial. Layaknya virus, satu berita atau paham akan dengan cepat menyebar dan 'menular' pada para pengguna internet.

"Media sosial juga berfungsi sebagai amplifier atau pengeras suara sehingga gaung aksi sosial lebih keras. Gaung ini akan terdengar sampai penjuru Indonesia, bahkan dunia," kata pemilik akun @alissawahid ini.

Dalam bidang kesehatan, cukup banyak akun-akun twitter yang menjadi rujukan untuk mencari informasi. Selain akun milik para dokter, masyarakat juga bisa mencari informasi ke akun milik ahli gizi atau komunitas kesehatan tertentu.

Salah satunya adalah akun @ID_AyahASI, yang giat mengampanyekan pentingnya pemberian air susu ibu (ASI). Salah satu admin akun ini, Shafiq Pontoh dan tim berusaha mengubah pemahaman bahwa ASI bukan semata urusan ibu.

"Ayah adalah sosok pembimbing dan pelindung bagi keluarga. Jika ayah mampu menjamin pemberian ASI, maka dia bisa menuaikan tanggung jawabnya," ujar Shafiq, dalam acara yang sama.

Shafiq menambahkan, selain lebih murah ASI juga kaya gizi yang menjamin tumbuh kembang anak lebih baik. Saat ini follower akun @ID_AyahASI sudah mencapai ratusan ribu.

Hal yang sama dilakukan Valencia Mieke Randa atau kerap disapa Silly melalui akun twitter @Blood4LifeID. Berdiri pada 2009, akun ini menjembatani penerima dan pendonor darah. Jumlah follower akun ini sekarang sudah mencapai ratusan ribu.

Melalui akun yang diciptakannya itu Silly menyebarkan berbagai informasi seputar donor darah. Akun ini juga menjadi wahana bagi mereka yang membutuhkan donor darah.

"Kebanyakan pendonor tidak tahu kemana, siapa, dan bagaimana mendonorkan darahnya. Dulu butuh 2 hari untuk cari donor," katanya. Dalam sehari komunitas yang diasuhnya bisa menerima 11 sampai 20 permintaan donor darah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com