Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/05/2013, 08:35 WIB

TANYA :

Dok, saya mau bertanya, saya memiliki kebiasaan membenturkan kepala ketika amarah saya tidak bisa di kendalikan. Apakah dalam jangka panjang itu dapat berbahaya? Karena ketika saya marah dan saya menyakiti diri saya sendiri, saya tidak pernah merasakan sakit terutama jika saya membentur atau memukul kepala saya dengan benda keras. Saya tidak merasa sakit dan ini bisa berlangsung selama 5 menit, tetapi setelah itu saya merasa tenang dan emosi saya pun mereda. Apakah itu normal? Dan jika itu bahaya, apa saja penyakit yang bisa timbul karena kebiasaan itu? saya bertingkah seperti itu sudah sejak kecil, mungkin dari umur saya 3 tahun, sampai sekarang hingga umur saya 16 tahun. Tolong jawabannya, agar saya bisa menghentikan kebiasaan buruk ini. Karena setelah melakukan hal itu, rasa bersalah pun menghantui saya. Terimakasih sebelumnya.

(Fikria Youanda, 16, Depok)


JAWAB :

Fikria yang baik,

Apa yang Fikria lakukan sangat berbahaya. Membenturkan kepala ke benda keras apalagi sampai berkali-kali bisa menyebabkan perdarahan di otak. Jika perdarahan tersebut menekan atau menghambat perdarahan di otak maka Fikria bisa mengalami kelumpuhan dan masalah yang berhubungan dengan menurun atau tiadanya fungsi otak yang diatur oleh bagian yang mengalami masalah tersebut.

Kebiasaan seperti ini memang bisa dimulai dari kecil yang sering disebut tantrum. Kondisi ini terkait kesulitan individu tersebut dalam mengendalikan atau mengatasi kondisi emosionalnya. Sebenarnya kondisi ini bisa diperbaiki hanya saja sayangnya tidak banyak yang menyadari ini adalah suatu kondisi gangguan jiwa.

Pada orang dewasa biasanya hal ini terjadi pada pasien Gangguan Kepribadian Ambang. Fikria lebih baik berkonsultasi ke psikiater agar perilaku impulsif memukulkan kepala tersebut bisa diperbaiki. Terkadang diperlukan pengobatan dengan obat untuk mengatasi hal tersebut.

Semoga berguna. Salam Sehat Jiwa  

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com