Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/05/2013, 17:18 WIB

KOMPAS.com - Demam Berdarah masih menjadi ancaman kesehatan serius. Naiknya angka kematian akibat demam berdarah yang ditemukan di Jakarta dinilai sebagai parameter kurangnya kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit ini.

Menurut Pakar Kesehatan Kota Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya Prof. Charles Suryadi, kewaspadaan pada jentik nyamuk penyebab demam berdarah selama ini masih difokuskan di rumah tangga. Padahal seharusnya kewaspadaan harus dilakukan di tujuh jenis tatanan, yaitu rumah tangga, institusi pendidikan, perkantoran, tempat-tempat umum, penjual makanan, fasilitas olahraga, dan fasilitas kesehatan.

"Kita bisa terkena demam berdarah bukan dari lingkungan rumah saja, bahkan ketika makan di restoran atau bekerja di kantor juga ada ancaman demam berdarah," kata Charles seusai konferensi pers Pemberantasan Sarang Nyamuk Melalui 30 Menit Jumat Bersih dapat Tekan Angka Demam Berdarah di Jakarta, Jumat (24/5/2013).

Charles menuturkan, nyamuk demam berdarah menyerang di siang hari. Pada saat itu, kebanyakan orang sedang berada di luar rumah. Maka tak heran, meskipun sudah menjaga lingkungan rumah bebas jentik, namun lingkungan kantor atau sekolah tidak dijaga maka bisa juga terkena demam berdarah.

Menurutnya, justru peningkatkan kewaspadaan terhadap demam berdarah seharusnya diterapkan semenjak usia dini, yaitu pada usia pendidikan sekolah dasar. Pendekatan ini akan berlangsung lebih efektif karena kewaspadaan yang sudah dibangun sejak dini akan berkelanjutan hingga dewasa.

"Namun sekarang kenyataannya terbalik, kebanyakan sosialisasi dilakukan di rumah-rumah. Meskipun hal itu bagus, namun seharusnya lingkungan sekolah, kantor, dan tempat-tempat umum lain juga diberikan sosialisasi serupa," tandasnya.

Charles mengatakan, orang sering lupa mengecek tempat-tempat yang memungkinkan adanya air menggenang di sekolah, kantor, ataupun tempat umum. Padahal banyak tempat yang memungkinkan tumbuhnya jentik-jentik nyamuk, seperti wadah air pendingin ruangan, sampah bekas minuman gelas, wadah air di bawah dispenser air minum, daerah dekat toilet dan lain-lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com